Aku Atau Dia [C]

💓 𝕊ℂ 1 - Tahniah 💓

" Saya redha andai ini takdirnya ... "

Surprise ! Special chapter untuk readers Aku Atau Dia ? *actually author yang takleh move on huhu*

Masa berlalu begitu pantas. Tanpa sedar, sudah hampir 3 tahun mereka mendirikan rumah tangga masing-masing.

"Mummy ! Toyong Ayan ! Daddy uat !" ronta Raydan menolak wajah daddy nya dari terus menggomol pipinya.

Rafanda menggelengkan kepala melihat telatah suaminya. Kesian si Raydan, habis merah muka dia.

"Bibiy, dah lah tu. Kesian si Ayan, tak cukup nafas dia," nasihat Rafanda.

Riyadh berhenti menggomol anaknya dan terus memeluk erat tubuh genit itu. Pipi Raydan pula dicium bertalu-talu.

"Ahahhahhh... daddy, Ayan geyi yah," tolak Raydan.

Riyadh berhenti bagi memberi anaknya bernafas semula. Pengsan pulak budak tu kang.

"Bibiy, Ayan, mari makan dulu," ajak Rafanda.

"Mommy dah panggil makan. Siapa peluk mommy dulu, dia kesayangan mommy," terus Riyadh berlari mendapatkan isterinya di pintu belakang oleh kerana mereka bermain di taman bunga belakang rumah.

"Daddy ! Tak aci yah !" kaki kecilnya turut berlari nengejar langkah Riyadh.

Riyadh terus memeluk tubuh isterinya. Nasib baik Rafanda sempat imbangkan badan, kalau tak, dua-dua jatuh tergolek.

"Yeay ! Daddy kesayangan mommy," Riyadh mengucup pipi isterinya.

Raydan mengambil nafas seketika setelah penat berlari.

"Tak oyeh ! Mommy Ayan unye," protes Raydan menolak tangan Riyadh dari memeluk Rafanda.

Rafanda sekali lagi menggeleng kepala. Pening layan karenah mereka berdua.

"Mana ada. Mommy sayang daddy lebih dari Aydan tau. Bluekk," Riyadh mengejek anaknya.

Bibir Raydan tersebik-sebik ingin menangis. Air matanya mengalir setitik demi setitik sebelum bertukar raungan.

"Huwaaaaa... mommy Ayan unye..." kakinya dihentak-hentak ke tanah.

Rafanda menoleh ke arah suaminya dengan pandangan tajam.

"Bibiy, suka sangat usik dia. Bila dia nangis, tahu pula gelabah," Rafanda mendukung anaknya.

"Shuhh... mommy ada kat sini, sayang. Mommy Ayan punya, ye ? Dah, dah, daddy gurau jer tu," pujuk Rafanda.

Riyadh di sebelahnya mencebik. Saja lah tu nak ambil perhatian isteri dia.

"Hiskk... hiskk... daddy ahat ! Daddy tak oyeh amik mommy dayi Ayan," jari kecilnya menujuk ke arah Riyadh.

Terbuntang luas mata Riyadh memandang anaknya.

"Aipp, tak boleh cakap macam tu. Mommy kata apa ? Dosa, kan ? Hah, nak masuk api neraka ?" ujar Rafanda berbaur amaran.

Kepalanya tergeleng ke kiri dan kanan dengan laju.

Rafanda tersenyum seraya menyeka air mata anaknya.

Tanpa dipinta, Raydan turun dari dukungan Rafanda dan ke arah Riyadh. Tubuh Riyadh dipeluk.

"Cowwy, daddy. Ayan tak cenaje yah. Cowwy, eh ?" mukanya dicomelkan.