15 • lelaki teleporter dan gadis yang dapat menghilang.

161 26 94
                                    

"Akan kubuat kamu babak belur seperti saat itu!"

Abby meletakkan tubuh Lux di sofa, lantas kembali muncul di hadapan Carl untuk menonjok dagunya hingga kepala lelaki itu terdongak. Namun, hal itu tak berlangsung lama. Sambil mengusap-usap dagunya, Carl terkekeh.

"Kau? Membuatku babak belur? Maaf saja, kejadian itu sudah hampir dua tahun berlalu. Aku sudah bertambah kuat sekarang."

Senyum kemenangan yang dipamerkan Carl entah kenapa membuat Abby kesal. Gadis itu ingin segera mengalahkan Carl dan pergi dari tempat ini. Ia tak bisa mengulur waktu lebih lama. Lux bisa saja mati karena kehilangan banyak darah. Bodohnya, ia tak tahu perihal pertolongan pertama. Yang kini ada di pikirannya hanyalah membawa Lux pada Rayhan, seorang taksa dengan kemampuan penyembuh yang berprofesi sebagai perawat.

Abby melangkah maju. Ia menghilang, lantas muncul di sebelah kiri Carl dan melayangkan tendangan dengan kaki kanan. Akan tetapi, Carl dapat menangkisnya hanya dengan tangan kiri.

"Kubilang, MING-GIR!" ujar Abby penuh penekanan. Saat ini emosi tengah menyelimutinya. Ditambah lagi, ia sedang didatangi tamu bulanan.

Carl bisa melihat siluet seperti kobaran api pada kedua mata Abby. Hal itu membuatnya terkekeh lagi. Gadis kecil ini lucu kalau sedang marah.

Abby menyadari ada celah di dalam serangannya. Ia menghilang, lalu muncul di belakang punggung Carl, melayangkan pukulan sanren tsuki* bertubi-tubi. Carl hanya bertahan dengan kedua lengan di depan wajah. Abby menghilang lagi, muncul dari atas, tetapi sebelum itu Carl juga menghilang dan tahu-tahu terlihat di sebelah Abby.

Carl menendang perut Abby dengan kaki kanan hingga gadis itu nyaris terjatuh menyentuh lantai. Abby menghilang, kemudian mendarat di lantai dengan selamat. Tak memberi celah pada Abby, Carl muncul di hadapannya dan menendang ke arah perut. Namun, Abby sudah lebih dahulu menghilang, dalam artian benar-benar 'menghilang'.

Carl terbahak. Netra zamrudnya menyisir ruang tamu markas yang agak berantakan. "Saking terpojoknya kau memilih menghilang, ya? Akuilah kekalahanmu. Kau takkan bisa menang dariku, Abby Margaretha."

Tak ada balasan. Hanya deru napas Lux yang berbaring di sofa yang terdengar.

"Kalau kau tak muncul, aku akan membawa anak ini ke markas kami," lanjut Carl dengan raut serius.

"Baik, kuhitung. One ...."

Hening.

Abby yang dalam mode tak terlihat sebenarnya ada di belakang Carl.

"Two ...."

Carl lanjut menghitung sembari melangkah mendekati sofa.
Sementara itu, Abby mengepalkan telapak tangannya tatkala jemari lelaki itu hendak menyentuh Lux.

"Th-"

Abby dalam sekejap muncul di atas sofa dan melayangkan tinju. Namun, Carl justru menyunggingkan senyum.

"Bohong! Aku tahu kau ada di mana," katanya sambil menghindar, juga seraya menarik hoodie Lux hingga remaja tiga belas tahun tersebut ada di genggamannya.

Pupil Abby membulat. Rahangnya mengeras melihat darah dari luka di kepala Lux menetes ke lantai marmer.

"A-aku ...," Abby berkata lirih sembari menatap tajam Carl, "AKU ENGGAK AKAN MEMAAFKANMU, BEDEBAH!"

"Wow, wow ... santai saja, Bby. Aku hanya ingin sedikit bermain-main denganmu dan membawa kalian ke markas. Itu saja."

"Bacot!" Tingkat kesabaran Abby tampaknya sudah berada di puncak.

Blue String - END (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang