31 • pertemuan Andre dengan Master Emil.

89 17 86
                                    

"Selesai."

Pikiranku buyar begitu Master Xuan berbalik. Untung saja aku refleks sedikit menyingkir dari pintu. Sungguh, aku enggak mau ketahuan. Meski sebenarnya aku bisa saja kabur sekarang dan bertingkah seolah enggak mendengar apa pun, tapi aku enggak bisa. Aku terlalu penasaran kenapa mereka membicarakan aku.

"Pengendali darah, satu dari sekian banyak taksa yang berbahaya, sudah musnah."

Perkataan itu terdengar amat mengerikan sampai bulu kudukku meremang.

"Master ... sekali lagi kumohon, tolong jangan musnahkan Andre! Dia temanku, Master!"

Mataku membulat kala Tine duduk bersimpuh dengan kepala menunduk.

Dia ... dia sampai seperti itu karenaku?

"Aku tidak bisa membiarkannya lagi, Tine. Lima tahun lalu, kau sudah memohon untuk membiarkannya hidup dan aku mengiakan. Tapi kali ini, aku enggak bisa membiarkannya lebih lama lagi. Kalau Andre tahu dan mengamuk, dia bisa menghancurkan semuanya. Dan itu akan berdampak pada dirinya dan orang-orang di sekitarnya, Tine."

"Andre tidak akan berbuat seperti itu, Master. Aku bisa menjaminnya! Andre—Andre adalah taksa yang baik hati dan berhati lembut. Tidak mungkin dia melakukan itu!"

Master Xuan mendengkus kasar, lantas meletakkan kedua tangannya di pundak Tine.

"Dengar, Tine. Sebelumnya, aku pernah melepaskan seorang taksa dengan kemampuan berbahaya. Dan ada satu orang sepertimu yang bersikeras menjamin bahwa taksa itu tidak berbahaya. Tapi, kau tahu apa yang terjadi? Aku kehilangan orang itu."

Tine spontan mendongak. Rautnya terlihat terkejut. Begitu juga denganku.

"Orang itu terkena dampak dari kemampuan taksa yang dijaminnya. Aku tidak ingin hal itu terjadi padamu juga, Tine."

Kulihat Master Xuan mengelus-elus kepala Tine, sementara gadis itu terdiam. Aku yakin dia ingin menangis, tapi enggak bisa. Aku cukup tahu, selama kurang lebih lima tahun aku mengenalnya, enggak pernah sekalipun aku melihat Tine menangis.

"Tapi kali ini, aku bisa menjamin, Master! Aku tidak akan menghilang, seperti orang yang Master bilang! Karena aku sudah bilang pada Master, kan? Aku akan selalu ada di sisi Master." Seulas senyum terbit di wajah manis Tine, walau aku yakin dia mengatakan itu dengan menahan sendu.

Lagi-lagi Master Xuan mendengkus kasar. "Kau ini selalu bisa membuatku merasa kasihan, ya. Baiklah, tapi kalau suatu saat kemampuan Andre membahayakan kita, aku akan meminta pertanggungjawaban darimu."

"Baik!"

Master Xuan membalikkan badan. "Katakan pada Andre, dia tidak perlu datang ke sini."

"Ah, iya."

"Dan satu lagi," Master Xuan berkata tanpa menatap Tine, "Kau membela Andre bukan hanya karena dia adalah temanmu."

"Ma-maksud Master ...?"

"Aku yakin kau sendiri sudah menyadari perasaanmu. Tapi aku akan memperingatimu, Tine. Jangan pernah libatkan perasaan dalam misi kita."

Setelahnya, Master Xuan menghilang, menyisakan Tine yang diam membisu di dalam ruangan.

***

"Aku turut berduka." Lian memasang ekspresi sedih.

"Enggak perlu berduka, Li. Aku sendiri biasa saja kok."

Lian melirik ke arah lain. "Ternyata An kejam juga, ya," bisiknya yang membuatku mengernyit.

"Hei, maksudmu? Kejam apanya?"

Blue String - END (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang