Kegugupan semakin Kyuhyun rasakan saat sosok yang sejak tadi ditunggunya kini telah duduk di hadapannya. Kedua tangannya bergerak, mengusap telapak tangannya yang basah oleh keringat di atas lutut terbalut celana bahan hitam.
"Lho, ini ada tamu, kok, belum dikasih minum?" tanya Yusuf, melirik Kyuhyun dengan senyum kecil. Namun, tak lama kemudian terdengar langkah kaki yang mendekat ke ruang tamu. Ia tersenyum saat melihat kehadiran putri sulungnya dengan nampan di tangannya. "Bi Tina ke mana? Kok, jadi Kakak yang nganter minumannya?" tanyanya sedikit heran.
"Lagi bantuin Mama di dapur, bikin pisang goreng," jawab Seohyun, lalu meletakkan dua cangkir teh beserta pisang goreng yang baru saja matang.
"Kenapa gak kamu aja yang bantuin Mama di dapur, terus Bibi nganterin minuman ke sini?" tanya Yusuf jahil. "Atau sengaja biar ketemu samaaa..."
Seohyun melirik pria itu sekilas, lalu menatap sang ayah sebal. "Pa, apaan, sih?! Orang aku disuruh sama Mama, masa mau ngelawan? Nanti durhaka."
Yusuf tertawa menanggapi celotehan putri sulungnya, sedangkan Kyuhyun hanya tersenyum kecil melihat semua itu. Keakraban seorang ayah dan sang putri yang membuatnya cukup kagum.
"Tehnya yang bikin kamu atau Bibi?"
"Aku!" jawab Seohyun singkat.
"Pake gula?"
"Ya, pake. Tapi, punya Papa sedikit."
Dengan senyum jahilnya Yusuf melirik ke arah Kyuhyun yang hanya terdiam. "Wah, berarti teh punya Nak Kyuhyun manis banget, dong? Udah manis, ditambah yang nganternya manis, nih."
Seohyun menatap sang ayah dengan mulut sedikit terbuka. Tidak mengira dengan kalimat yang baru saja keluar dari bibir ayahnya. "A—apaan, sih, Pa? Udah, ah! Aku mau ke dapur, bantu—"
"Duduk sini," potong Yusuf, menepuk-nepuk tempat kosong di sampingnya.
"Nga—ngapain?" tanya Seohyun gugup.
"Ada yang mau Papa omongin sama kalian berdua," jawab Yusuf, melirik Seohyun dan Kyuhyun bergantian. Ia tersenyum, kembali menepuk tempat kosong di sampingnya. "Kakak, gak mau jadi anak durhaka, kan? Cepet, duduk."
Papa sama Mama kayaknya sengaja banget pengen godain anaknya. Yang satu minta tolong anter minuman ke sini, yang satu minta anaknya duduk. Emang sengaja kayaknya, deh! batin Seohyun, tak mengindahkan ucapan ayahnya. Tangannya pun ditarik oleh sang ayah hingga membuatnya jatuh terduduk di sofa. "Ish, Papa ngagetin!"
"Siapa suruh ngelamun?"
Seohyun memanyunkan bibirnya sebal, lalu meletakkan nampan di atas meja. Ia melirik teh milik pria itu yang belum diminum, "Silakan diminum..."
"Iya... terima kasih," jawab Kyuhyun, lalu langsung meminum teh tersebut.
"Manis, gak?" tanya Yusuf.
Kyuhyun mengangguk kecil.
"Oh... kalo kurang manis tinggal liat Seohyun aja," sahut Yusuf, terkekeh.
Kyuhyun hanya tersenyum canggung menanggapi gombalan ayah gadis itu.
"Pa!" tegur Seohyun, mendengus sebal. "Papa nyuruhnya gak bener. Kita, kan, belum halal. Kalo ngeliatin, dosa, lah!"
"Ya udah, jadi kapan Nak Kyuhyun mau ngehalalin kamu?" tanya Yusuf tiba-tiba, membuat keduanya saling melirik. "Udah seberapa jauh kalian berdua saling mengenal?" lanjutnya.
Kyuhyun berdeham pelan, melirik gadis itu sekilas sebelum akhirnya menatap Yusuf kembali. "Ya... saya cukup banyak tau tentang Seohyun dari Minho. Terkadang saya nanya-nanya juga hal lainnya," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta (SELESAI)
FanfictionSeohyun Pramudita Gantari, seorang gadis yang selalu tampil modis di setiap waktunya. Baginya fashion bukahlah sekadar pakaian atau aksesoris yang melekat di tubuh si pemakai, namun juga menjadi identitas diri si pemakai. Kyuhyun Abyan Athar, seoran...