Hari kelima di mana Kyuhyun dirawat di rumah sakit, dan sudah tiga hari ini dirinya menjalani terapi untuk kakinya yang retak. Jika tidak ditemani ibunya, maka ada seseorang yang dengan setia akan menemaninya. Ya, Seohyun. Lagi-lagi dirinya kembali merepotkan gadis itu. Namun, dengan ketulusannya gadis itu tak pernah merasa direpotkan.
Seohyun mendorong kursi roda yang diduduki Kyuhyun, keluar dari ruang terapi. "Mau langsung ke kamar, atau kita jalan-jalan dulu ke taman? Eum... kamu pasti bosen selama lima hari ini di kamar terus. Gimana, kamu mau?"
Kyuhyun menoleh ke belakang dengan sedikit mendongak. "Gak ngerepotin?"
Satu pertanyaan itu membuat Seohyun mengembuskan napas lelah. "Jujur, ya, saya bosen denger kamu nanya kayak gitu. Ya... kalo ngerepotin mungkin dari awal saya gak akan bantuin kamu. Jadi, berhenti nanya kayak gitu. Bisa?"
"Maaf—"
"Dan untuk kata itu saya juga bosen dengernya," sahut Seohyun langsung.
"Ya udah, oke. Kita ke taman sekarang," ucap Kyuhyun yang tak ingin berdebat.
Seohyun kemba0li mendorong kursi roda, melewati lorong rumah sakit. Tiba-tiba langkahnya terhenti begitu melihat pria dan wanita keluar dari ruang dokter kandungan yang hanya berjarak satu meter dari tempatnya.
Itu, kan... laki-laki yang waktu itu di mall sama perempuan itu juga, batin Kyuhyun, memperhatikan keduanya dengan dahi mengernyit, lalu beralih mendongakkan kepala melirik gadis itu yang terdiam. "Eum... langsung ke kamar aja, yuk! Gak usah jadi ke ta—"
"SEOHYUN!!!" panggil Yoona tiba-tiba, menyadari kehadiran sahabatnya dan seorang pria yang tidak dikenalnya. Ia melirik sang suami yang juga terkejut.
Seohyun menelan ludahnya serat, tak siap jika harus berhadapan langsung dengan kedua orang yang dulu pernah menorehkan luka di hatinya. Mungkin hatinya sudah memaafkan, tapi semua kejadian itu seakan membekas dalam ingatannya. Ya Allah... apa yang harus aku lakulan? Gak mungkin aku menghindar. Itu akan membuat aku sama aja seperti mereka. Berikan aku keberanian untuk berhadapan dengan mereka, batinnya.
Perlahan Yoona melangkah menghampiri Seohyun dengan rasa takut dan mencoba memberanikan diri untuk berhadapan dengan sang sahabat yang tak dipungkiri sangat ia rindukan. Semua rasa bersalah pada gadis itu seakan berkumpul di bahunya yang seketika terasa berat.
"Seohyun... lo apa kabar?" tanya Yoona begitu berdiri di hadapan sahabatnya.
Mati-matian Seohyun berusaha untuk tersenyum di saat air mata kini sudah menggenang di pelupuk matanya. Kedua tangannya yang memegang pegangan kursi roda semakin tercengkram erat. "Alhamdulillah... gue... baik... kalian... gimana...?" tanyanya dengan bersusah payah.
Donghae yang berdiri di samping sang istri pun terdiam tanpa berani bicara. Pandangannya tertuju pada pria yang terduduk di kursi roda dengan luka di tubuhnya. Orang yang sama saat tidak sengaja mereka bertemu di mall. Dia... laki-laki yang waktu itu sama Seohyun, dan sekarang pun sama Seohyun. Udah jelas... pasti mereka punya hubungan.
Tanpa bisa ditahan lagi air mata pun jatuh membasahi kedua pipi Yoona. "Setelah apa yang udah gue lakuin ke lo... gue gak bisa bilang kalo gue baik-baik aja. Maafin gue, Seohyun. Ma—"
"Udah, Yoon. Cukup," ucap Seohyun, memotong ucapan sahabatnya yang juga ia rindukan. "Gue baik-baik aja, dan lo pun harus baik-baik aja, Yoon."
"Enggak. Gue gak bisa baik-baik aja kalo lo belum maafin gue, Seohyun."
"Maafin untuk kesalahan apa?"
"Maaf... kita udah nyakitin lo."
"Mungkin iya," jawab Seohyun yang membuat keduanya menatapnya tak percaya. "Tapi, itu udah berlalu. Dan sekarang gue baik-baik aja, kok. Lo... bisa liat sendiri, kan?" ujarnya seraya tersenyum tulus menatap sahabatnya yang justru semakin menangis. "Yoon, udah jangan nangis. Berasa jahat gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta (SELESAI)
FanfictionSeohyun Pramudita Gantari, seorang gadis yang selalu tampil modis di setiap waktunya. Baginya fashion bukahlah sekadar pakaian atau aksesoris yang melekat di tubuh si pemakai, namun juga menjadi identitas diri si pemakai. Kyuhyun Abyan Athar, seoran...