Seohyun menatap khawatir tubuh yang kini terbaring lemah di ranjang dengan beberapa luka di tangan dan wajahnya, serta kaki kanannya yang sedikit retak. Walaupun begitu, dirinya masih sangat bersyukur karena tidak ada luka dalam yang serius. Namun tetap saja, kondisi pria itu saat ini membuatnya khawatir.
"Ya Allah, Kyuhyun. Kenapa kamu bisa sampe kayak gini?" gumam Laras lirih, menatap cemas tubuh putra sulungnya.
Seohyun menoleh ke samping, lantas tersadar ada sosok yang saat ini lebih mengkhawatirkan kondisi pria itu. Ia memeluk bahu wanita paruh baya itu dengan lembut seraya tersenyum kecil. "Kyuhyun... dia orang yang kuat, kan, Bu? InsyaAllah... Kyuhyun pasti akan baik-baik aja, seperti yang dibilang dokter."
"Aamiin, semoga dia baik-baik aja, ya, Neng. Ibu yakin, Kyuhyun akan segera sadar," ucap Laras, tersenyum lembut menatap seorang gadis yang tak kalah mengkhawatirkan kondisi sang putra.
Tanpa disadari perlahan kedua mata Kyuhyun terbuka, lalu mengerjap-ngerjap karena pandangannya sedikit mengabur. "Ibu...," panggilnya lirih.
"Ya Allah, Nak! Alhamdulillah, kamu udah sadar?" tanya Laras terkejut. Membungkukan tubuhnya ke ranjang agar sejajar dengan tubuh putranya.
Pandangan Kyuhyun beralih menatap sosok gadis yang berada di sisi kanan ibunya. Bisa ia lihat kedua mata gadis itu yang memancarkan kekhawatiran. Hingga akhirnya ia pun teringat akan kejadian sebelum dirinya berpamitan pada gadis itu. Seohyun meminta agar dirinya tidak pergi, dan ia berkata jika dirinya akan baik-baik saja. Tapi, tidak ada yang tahu. Kecelakaan pun tak bisa dihindari, hingga akhirnya seperti ini.
"Kalo gitu saya panggilin dokter dulu, ya?" ucap Seohyun, hendak melangkah pergi, namun tangan kiri Kyuhyun terangkat sebagai isyarat agar dirinya tak pergi. "Kenapa? Biar dokter periksa kondisi kamu. Saya panggilin seka—"
"Gak usah... saya baik-baik aja," ucap Kyuhyun lemah, lalu beralih menatap sang ibu yang menangis. "Bu... udah... jangan nangis lagi. Aku gak apa-apa."
Laras tak mampu mengatakan apapun, membiarkan tangan kiri putranya yang bebas dari selang infus kini menghapus air matanya. Ia mencium lembut kedua pipi Kyuhyun, lalu berakhir di dahinya. "Yang sabar, ya, Nak. Semoga rasa sakit ini bisa menjadi penghapus dosa untuk kamu. Ibu tau... kamu kuat dan hebat."
Kyuhyun tersenyum, menganggukkan kepalanya lemah. "Makasih, Bu, untuk doanya. Maaf... udah bikin khawatir," ucapnya, lalu melirik gadis itu sekilas. "Dan kamu juga, maaf bikin khawatir."
Seohyun menghela napas panjang, lalu mengangguk kecil. Sejujurnya ia ingin membalas ucapan pria itu, tapi terlalu malu karena kehadiran Laras di antara mereka. "Semoga... cepet sembuh, ya."
"Aamiin, terima kasih..."
Drrrt!
Ponselnya yang berada di dalam saku sweater rajut membuat perhatiannya teralihkan. Seohyun langsung meraih ponselnya, mendapati sebuah nomor tak dikenal yang baru meneleponnya.
"Siapa, Neng?" tanya Laras, menatap gadis itu yang terlihat kebingungan.
"Gak tau, Bu. Nomor baru."
"Coba angkat, siapa tau penting."
Seohyun melirik Kyuhyun sekilas, lalu mengangguk menerima panggilan tak dikenal itu. "Halo! Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Maaf... ini siapa, ya?"
"Ini, aku, Arumi," jawab si penelepon. "Aku dapet nomor kamu dari Mentari."
"Oh, Arumi. Ada apa?"
"Eum... Mentari nyariin Ibu terus dan nanyain... Aa-nya juga," jawab Arumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta (SELESAI)
FanficSeohyun Pramudita Gantari, seorang gadis yang selalu tampil modis di setiap waktunya. Baginya fashion bukahlah sekadar pakaian atau aksesoris yang melekat di tubuh si pemakai, namun juga menjadi identitas diri si pemakai. Kyuhyun Abyan Athar, seoran...