1. Pertemuan Kedua Kita

734 92 16
                                    

Kyuhyun menatap selembar kertas di tangan kanannya seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak habis pikir dengan nominal yang tertera di sana, slip gajinya di bulan kedua ini sebagai seorang pekerja paruh waktu di kafe.

"Kayaknya harus ngomong sama dia. Kalo gini bisa-bisa pegawai yang lain mikir yang enggak-enggak. Dikiranya pilih kasih atau semacamnya lagi. Ck!" decak Kyuhyun sebal. Ia memasukkan kembali slip gajinya ke dalam amplop cokelat seraya bangkit dari duduknya. Tangannya meraih jaketnya di dalam loker, lalu memakainya dengan sedikit terburu-buru. Waktunya tidak banyak, dirinya harus bergegas pulang sebelum mengajar mengaji di rumah muridnya.

Krekkk!

Pintu tiba-tiba saja terbuka, membuat Kyuhyun menoleh sekilas ke belakang, mendapati sosok yang berniat ingin ia temui jika yang bersangkutan memiliki waktu luang. Namun, tak disangka pria itu yang malah menemuinya siang ini.

"Assalamu'alaikum, Bos!" ujar Hanry, berjalan menghampiri sabahatnya di dalam ruang ganti. Ia menepuk bahu Kyuhyun yang berdiri di depan loker, sibuk memasukkan seragam waitress-nya ke dalam tas. "Udah mau pulang?"

"Ya, udah. Emang gue mau nginep?" tanya Kyuhyun, lalu terkekeh kecil.

"Kerjaan udah beres?"

"Udah, Pak Bos! Liat, dong, jam berapa sekarang?" tanya Kyuhyun yang balik bertanya seraya mengetuk-ngetuk jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. "Nah! Udah waktunya pekerja paruh waktumu pulang ke rumah, nih."

"Eheum... pulang ke rumah atau mau jalan sama gebetan, nih?" tanya Henry seraya berdeham, menggoda Kyuhyun.

Brakkk!

Kyuhyun menutup pintu loker dengan sedikit membantingnya, menatap sang sahabat dengan raut sebal yang dibuat-buatnya. "Sengaja ngeledek jomblo, lo?"

Henry terkekeh kecil, lalu menepuk-nepuk bahu Kyuhyun cukup kencang. "Jomblo kelas atas. Jo... fi... sa! Jomblo fisabilillah. Asiiikkk... dah!!" sahutnya.

Kyuhyun pun tak berniat menyangkal, karena kenyataannya memang seperti itu. Dirinya seorang jomblo. Ya, jomblo yang menunggu sang kekasih halal. Ia pun tersenyum samar saat tak sengaja teringat dengan sosok gadis yang satu pekan lalu ditemuinya di kafe ini. Dan gilanya, dirinya pun masih mengingat paras cantik gadis itu. "Astagfirullah...," gumamnya, lalu mengusap wajahnya kasar. Berusaha membuang jauh-jauh ingatannya tentang cantiknya gadis itu. Sesuatu yang jelas bukan miliknya, dan ia tak boleh mencuri apapun dari gadis itu. Walaupun hanya dalam ingatannya saja tentang gadis itu yang tak disadari diam-diam berhasil memikat hatinya.

"Oy!" seru Henry, mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah sahabatnya yang terlihat sedang melamun. "Malah ngelamun lagi. Mikirin apa, sih? Gaji lo masih kurang, Kyu? Tar gue tambahin."

Kyuhyun langsung menggeleng tegas, lalu meraih tangan kanan Henry, lantas meletakkan amplop cokelat tersebut di telapak tangan pria itu. "Terima kasih, Pak Bos! Gue akan ambil apa yang jadi hak gue, dan gue akan balikin apa yang bukan hak gue. InsyaAllah, nanti sore gue transfer ke lo. Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumussalam," jawab Henry.

Brakkk!

Begitu pintu tertutup, seketika dirinya pun tersadar. Henry menatap amplop cokelat di tangannya seraya berdecak. "Itu anak keras kepala banget, sih! Apa susahnya diterima?! Padahal gue juga tau, dia butuh uang ini. Kayaknya lain kali harus dikasih langsung ke ibunya."

Hijrah Cinta (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang