24. Kita Sama Rindu

494 70 10
                                    

Sebuah tangan terulur setelah kedua kakinya menginjakkan kaki di lantai, Seohyun menatap tangan lebar milik seorang pria dengan dahi mengkerut.

"Kakak aku cantik banget, deh. Kayak Princess Disney. Terus tinggal nunggu seorang Pangeran jemput pake kereta kencana," ucap Minho seraya terkekeh saat tangannya ditepis oleh kakaknya.

"Apaan, sih, Dek? Gak biasanya kamu muji Kakak sampe kayak gini. Hmm... pasti... ada maunya?" tanya Seohyun seraya memicingkan matanya curiga.

"Aku serius muji Kakak cantik banget, karena itu faktanya. Terus nanti pasti banyak yang ngelirik Kakak aku. Jadi, Kakak harus ngerangkul tangan aku," ujar Minho, lalu menyodorkan lengan kanannya pada kakaknya yang masih menatapnya heran. "Yuk, berangkat!"

Seohyun menurut dengan merangkul lengan kanan adiknya, lantas mereka berjalan ke luar rumah. "Tunggu, deh. Kakak curiga sama kamu," celetuknya, membuat sang adik menatapnya.

"Curiga apa?" tanya Minho bingung.

"Kamu sengaja, kan, minta dirangkul sama Kakak gini? Biar terkesan kamu itu bukan jomblo," ucap Seohyun, lalu tertawa seraya menggelengkan kepala. "Ya ampun, Dek. Harusnya kamu ajak sepupu jauh kita, biar orang-orang gak ada yang tau. Sekalian kamu juga bisa manasin Kak Yul sama tunangannya."

"Kakak ngomong apa, sih? Aku gagal paham," ujar Minho, lalu melepaskan rangkulan tangan kakaknya. Berjalan menuju mobil yang telah disiapkan di depan pintu gerbang. Membuka pintu mobil untuk sang kakak, lalu bergegas menyusul dan duduk di kursi kemudi.

"Ngaku aja, sih, Dek. Kamu itu belum bisa terima Kak Yul mau nikah," ucap Seohyun seraya memakai seat belt. Bisa ia lihat wajah Minho yang kini berubah bete, dan itu yang ia inginkan.

Minho memiringkan sedikit tubuhnya ke samping kiri, menatap sang kakak seraya menghela napas panjang. "Hey, Kakakku yang cantik. Dengerin adikmu baik-baik, ya. Aku berniat ngerangkul tangan Kakak supaya gak ada laki-laki yang berani ngelirik Kakak. Aku cuma ngejalani tugas sebagai adik ipar yang baik untuk calon kakak ipar aku. Oke!"

Seohyun terdiam, menatap adiknya dengan mata menyipit. "Maksudnya dia yang minta kamu ngelakuin itu?"

Minho menggeleng. "Inisiatif aku aja."

"Ck! Kirain," dengus Seohyun sebal, merasa sudah digoda oleh adiknya.

Minho terkekeh melihat wajah sang kakak yang berubah sebal. "Lagi pula, mana mungkin A Kyuhyun minta aku ngelakuin hal itu. Yang ada dia minta langsung ke Allah untuk jagain calon jodohnya," ujarnya seraya tersenyum.

"Apaan, sih! Nyebelin banget!" sahut Seohyun, berpura-pura terlihat sebal untuk menutupi rasa malunya, lantas membuang muka ke jendela, menatap jalanan yang mereka lalui. Ia terdiam memikirkan pria itu, sosok yang sudah empat bulan ini tidak pernah bertemu dengannya. Hanya mengetahui kabar pria itu melalui sang adik yang sering bercerita tanpa dirinya bertanya lebih dulu. Bahkan Minho sampai mengalah dengan belajar mengaji di rumah pria itu, agar mereka berdua tidak bertemu untuk sementara waktu, sampai nanti hati mereka sama-sama yakin. Apa ini saatnya mereka bertemu kembali? Ya, dirinya mengharapkan pertemuan itu.

Kyuhyun... kamu apa kabar? Apa hari ini Allah akan mempertemukan kita? Lalu, apa kamu masih menunggu saya, seperti apa yang kamu katakan? batin Seohyun seraya tersenyum mengingat ucapan pria itu. Hingga suara adiknya yang tiba-tiba heboh menyadarkannya dari lamunan. Ia menatap Minho yang sibuk memasangkan ponselnya di car holder phone. "Ihh... lagi nyetir juga. Bahaya tau, gak? Sini, sama Kakak aja," ucapnya seraya merebut ponsel Minho. Pergerakkan tangannya terhenti begitu melihat layar ponsel tersebut dipenuhi oleh wajah seseorang. Tangannya pun menjauh, tak ingin wajahnya tersorot.

Hijrah Cinta (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang