Seohyun memejamkan matanya kesal, karena mendapat banyak pertanyaan dari sang adik yang mengintrogasinya habis-habisan. "Bisa gak, sih, dengerin penjelasan Kakak dulu sebelum nuduh ini itu. Pusing tau ditanya-tanya terus!"
"Siapa suruh belum pulang juga? Ck, mentang-mentang Mama sama Papa lagi ke luar kota, terus Kakak ngerasa sangat bebas? Padahal Kak Yuri bilang kalo Kakak udah pulang," ujar Minho panjang lebar, mencurigai sang kakak.
"Bisa diem, gak, dan dengerin?!"
"Ya udah, sok, cepetan!"
Seohyun menghempaskan bokongnya di atas kasur lesehan yang tak terlalu empuk. "Oke, jadi gini ceritanya. Kak Yuri ketemu temennya pas beli pizza, jadinya Kakak pulang sendirian. Dan pas di jalan pulang, Kakak ngeliat ada ibu-ibu yang keserempet motor. Ya... Kakak masih punya hati nurani, jadi nolongin, karena yang nyerempetnya kabur. Ya udah, habis itu Kakak bawa Ibu itu ke klinik dulu, terus nganterin pulang ke rumahnya. Dan kamu pasti kaget banget kalo tau hal ini," jelasnya dengan nada serius, membuat adiknya merasa penasaran dengan ceritanya.
"Hal apa, sih? Jangan bikin penasaran."
Bingo.
Seohyun terkekeh saat adiknya benar-benar menyuarakan penasarannya. Ia berdeham pelan untuk meminimalisir tawanya yang semakin geli. "Haduh...," gumamnya, menyentuh perut ratanya.
"Ihh... ngerjain aku, ya? Pake segalaan cerita ngarang lagi. Aku aduin ke Papa."
"Ihh... ngarang dari mana, sih?" sahut Seohyun sebal. "Kamu tau, siapa anak Ibu itu? Dunia rasanya sempit banget, dan sampai detik ini Kakak masih gak percaya kalo Ibu itu... ternyata ibunya guru ngaji kamu, Minho. Percaya, gak?"
"Gak percaya! Ngada-ngada aja."
"Ihh... seriusan tau, gak!" ujar Seohyun frustrasi, mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar berukuran 3x3 itu. Ia pun tersenyum saat melihat koleksi medali, piala, dan piagam yang berjejer rapi di dalam lemari kaca itu. "Kamu tau nama lengkap guru kamu?"
"Ya ,tau, lah!" jawab Minho sewot.
"Nih... liat. Baca baik-baik namanya," ucap Seohyun, mengarahkan kamera ponselnya pada lemari kaca tersebut.
"Kyuhyun Abyan Athar," ucap Minho, membaca nama yang tertulis di salah satu piagam tersebut. "Seriusan, Kak?"
"Di sini gak ada foto dia, sih, kalo ada udah Kakak tunjukin," ucap Seohyun, lalu memindahkan tampilan layarnya dengan kamera depan. "Percaya, kan?"
Minho menyipitkan matanya dengan pikiran buruk yang menghampirinya. "Kakak... tidur di kamar A Kyuhyun?"
Seohyun mengangguk kecil.
"Terus... A Kyuhyun tidur di mana?"
"Kayaknya tidur di ruang tamu, deh."
"Ihh... nyusahin orang!"
"Iya, Kakak ngerasa kayak gitu juga. Bahkan dia sampe repot-repot ganti seprei, selimut, sarung bantal, sarung guling, semuanya sama yang bersih."
Minho menggeleng-gelengkan kepala tak percaya, "Tidur di kamar cowok."
"Ya... mau gimana lagi? Masa Kakak tidur di ruang tamu? Gak mungkin!"
"Kenapa gak pulang aja?"
"Gak liat, ujannya deres banget. Lagi, Kakak juga dilarang pulang sama Ibu itu. Katanya takutnya kenapa-kenapa."
Minho mengangguk paham. "Ya udah, aku gak terlalu khawatir Kakak nginep di sana. InsyaAllah, aman lah, ya. Dan A Kyuhyun pasti akan jagain Kakak aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta (SELESAI)
Fiksi PenggemarSeohyun Pramudita Gantari, seorang gadis yang selalu tampil modis di setiap waktunya. Baginya fashion bukahlah sekadar pakaian atau aksesoris yang melekat di tubuh si pemakai, namun juga menjadi identitas diri si pemakai. Kyuhyun Abyan Athar, seoran...