35. Puncak Tertinggi Mencintai

392 40 7
                                    

Embusan angin yang terasa menusuk tulang, membuat Seohyun semakin merapatkan jaket yang tak lepas dari tubuhnya sejak semalam. Ia menoleh ke kanan saat namanya dipanggil oleh suaminya yang siap dengan kamera di tangannya.

"Senyum, Sayangku," ujar Kyuhyun, namun tetap mengambil gambar sang istri yang justru memanyunkan bibirnya seolah sedang menggodanya.

Seohyun pun tersenyum lebar seraya memejamkan kedua matanya, tanpa diduga seekor kupu-kupu hinggap di hidungnya. Kedua matanya terbuka, lalu membulat dengan raut terkejut yang justru terlihat menggemaskan.

Senyum puas terpampang di wajah tampan Kyuhyun yang kini menatap layar kameranya. Bersiap memerkan hasil jepretannya kepada sang istri yang pasti akan berteriak kegirangan.

"Bye-bye! Terbang yang tinggi, ya. Sampai bertemu di gunung Prau," ucap Seohyun, melambaikan tangan kepada kupu-kupu yang perlahan terbang menjauh. Ia pun tersenyum, mengikuti arah ke mana kupu-kupu tersebut pergi hingga hilang di balik kabut yang cukup tebal pagi itu.

"Apa secantik itu istri aku, sampai kupu-kupu aja mungkin ngira kalo kamu itu bunga?" ucap Kyuhyun seraya duduk di samping sang istri.

Dengan percaya dirinya Seohyun menganggukkan kepala. "Emang secantik itu istri Hubby. Baru tau?"

Dengan jahil Kyuhyun mengangguk sambil memasang ekspresi terkejut.

"Ihh... jadi selama ini aku gak cantik di mata Hubby?" tanya Seohyun sebal.

"Kamu gak cukup dengan cantik aja, Sayang. Karena kamu cantik banget di mata aku. Bahkan sejak pertama kali kita ketemu. Kamu tau itu, kan?"

"Ketaun, deh, dulu gak sepenuhnya bisa jaga pandangan," cibir Seohyun, lalu terkekeh saat hidungnya dicubit pelan oleh suaminya.

"Iya, aku mengakui itu. Aku khilaf."

"Khilaf itu sekali, By. Tapi, setelah itu Hubby lanjut ngeliatin aku terus."

"Ya... iya, sih. Tapi, kan, aku jadi engeh pas buku kamu ketinggalan. Eum... dari sana juga aku jadi tau nama kamu. Seohyun Pramudita Gantari. Dan waktu itu bisa-bisanya aku kepikiran hal ini. Apa mungkin kita bisa saling mengenal dan kamu akan jadi salah satu orang spesial dalam hidup aku?"

"Oh, jadi gitu tanggapan Hubby di pertemuan pertama kita? Kalo aku waktu ngeliat Hubby biasa aja, sih. Maksudnya gak yang gimana-gimana gitu. Tapi... pas di pertemuan kedua, baru, deh, aku kayak penasaran gitu. Siapa, nih, cowok? Keliatannya cowok baik. Bahkan aku sampe ngerasa gak pantes untuk cowok sebaik Hubby."

"Tapi, pada akhirnya Allah yang memantaskan kamu untuk aku, begitupun sebaliknya, aku untuk kamu. Dan setiap waktu yang kita lewati bersama, bahkan sekarang ditambah dengan kehadiran Hasan dan Husein, mungkin adik mereka yang gak lama lagi akan hadir juga, aku gak pernah berhenti bersyukur atas kebahagian yang aku rasakan."

Seohyun pun tersenyum mendengar ucapan suaminya, lalu tertawa kecil begitu memikirkan salah satu kalimat yang membuat alisnya terangkat. "Itu maksudnya ngode, ya? Adik mereka?"

"Ucapan adalah doa. Jadi, gak salah, kan? Apalagi mereka pengen banget punya adik kayak adiknya Azzam."

Seohyun hendak membuka mulutnya untuk membalas ucapan sang suami, namun getaran ponselnya membuat perhatiannya teralihkan. "Si kembar! Panjang umur," gumamnya langsung meraih ponselnya seraya tersenyum.

"ASSALAMU'ALAIKUM! MAMI! ABI!" ucap si kembar melalui panggilan video yang sudah tersambung.

"Wa'alaikumussalam jagoan Mami," jawab Seohyun, melambaikan tangan.

"Wa'alaikumussalam. Aa sama Dedek lagi ngapain?" tanya Kyuhyun seraya merapatkan tubuhnya dengan sang istri agar terlihat di layar ponsel.

"Makan, Bi. Nih, nasi uduk buatan Nenek, lho! Enakkkk bangetttt!" ujar Hasan, menunjukkan isi piringnya yang tersisa beberapa suap lagi.

Hijrah Cinta (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang