Part 47

2.4K 194 28
                                    

Aku terjaga dari tidur malamku. Hasrat ingin ke kamar mandi mendesakku untuk bangun. Ruangan kamar yang redup membuat tanganku gagap meraba ponselku yang ku letakkan di meja sebelah televisi. Ku pikir sudah menjelang subuh, ternyata waktu masih menunjuk pukul sebelas malam. Perlahan aku keluar dari kamar dengan berbekal penerangan dari senter ponselku. Aku tidak menyalakan lampu karena takut mengusik ketenangan orang rumah yang semuanya sudah terlelap.

"Belum tidur?

"Astagfirullah" ucapku kaget ketika ada sesosok pria tepat berada di depan pintu dapur.

"Kebangun, abis dari kamar mandi. Baru pulang?" 

"Iya.. nih" katanya sembari menyodorkan bungkusan plastik. 

Sekotak martabak keju dari penjual langgananku dulu sewaktu aku masih di sini.

"Ihh.. kangen banget udah lama nggak makan ini" ucapku girang

"Aku bikinin coklat anget mau nggak? Buat temen makan martabak" tawarannya langsung ku sambut dengan anggukan.

Aku duduk di kursi ruang tamu, fokus meniup sepotong martabak dengan isian keju melimpah yang masih panas ini. Tak lama kemudian Fajar menyusul. Dengan membawa dua cangkir coklat hangat di tangan.

"Hatur nuhun kasep" 

"Sami sami geulis" yang ku jawab dengan cengiran.

Aku pun menyesap minuman di depanku, tidak terlalu manis. Perpaduan yang pas dengan martabak keju yang tengah ku makan.

Fajar hanya terdiam melihat tingkahku yang kegirangan hanya karena martabak keju. 

"Pelan pelan Ja. Belepotan semua" katanya sambil mengulurkan tangannya, membersihkan remah keju di mulut dan bajuku.

"Ja.."

"Hmmm"

"Nikah sama aku yuk. Mau ya" ajaknya lembut

Aku yang tengah asyik menyeruput coklat hangat sontak terperanjat. Wajah yang serius itu menatapku, semakin mendekat ke arahku. Ku telisik ke dalam matanya mencoba mencari kebohongan di sana. Nihil. Terlihat sangat tulus dia memintaku. Aku menelan ludah kelu.

Ku tempelkan telapak tanganku pada dahinya. Tidak demam. Tidak ada tanda tanda dia sedang sakit. 

"Kenapa sih Ja" tanyanya sambil menurunku tanganku yang masih menempel di dahinya

"Nggak. Kirain lagi demam makanya ngomongnya ngelantur"

"Ngelantur gimana?"

"Baru juga pulang dari ngapelin pacarnya eh sekarang ngajak nikah cewek lain. Kalo bukan ngelantur terus apa dong namanya"

Dia tersenyum mendengarku. "Aku serius Ja. Aku udah putus"

Haaahh.. gimana gimana? Putus?? Serius ini Fajar putus?? Entah mengapa ada sedikit kelegaan di hatiku mendengarnya.

"Ja.."

Hening..

"Eja.."

Aku masih terdiam

"Senja Adriana"

"Kenapa putus? Gara gara aku?" Akhirnya pertanyaan ini keluar juga dari mulutku.

"Bukan" jawabnya singkat

"Jar.."

"Nggak Ja. Aku sama Firly emang nggak seharusnya berpacaran"

Are You Really The One (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang