Part 49

1.1K 124 8
                                    

Setelah melewati jalan tikus agar tidak ketahuan para wartawan. Akhirnya mobil yang Kevin lajukan berhasil melintas di jalan raya. Siang ini jalanan cukup lengang. Selengang suasana di dalam mobil. Tidak ada suara apapun kecuali suara mesin yang menderu. Aku masih sibuk berkutat dengan masalah masalah di kepalaku. Hari ini benar benar melelahkan untukku.

"Jadi gimana Ja?" Tanya Kevin memecah kesunyian.

Aku menoleh padanya, dia masih fokus menyetir. 

"Gimana apanya?"

"Udah tau siapa yang nyebarin beritanya?" Hanya gelengan kepala saja yang ku berikan sebagai jawaban.

"Kira kira siapa ya Ja. Kayanya nih orang orang kita juga deh. Beritanya spesifik banget soalnya" 

Aku hanya menghela nafas panjang. Mencoba mencari sedikit kelegaan karena dari tadi terasa sesak.

"Kayanya gue emang nggak jodoh kali ya sama Fajar" gumamku lirih

"Ngomong apaan sih lu Ja. Ngaco"

"Tiap gue mau deket sama dia, ada aja masalahnya. Kayanya ini pertanda kalo gue emang nggak berjodoh ama dia deh vin" kataku hampir menangis

"Orang mau nikah pasti banyak cobaannya. Sabar sabarin aja" 

"Vin.."

"Apa?"

"Vin.."

"Mau ngomong apa Ja"

"Kayanya gue bakal pergi deh"

"Mau kemana? Yaudah pergi aja dulu, liburan. Nenangin diri"

Bukan itu yang aku maksud, dasar Kevin tidak peka.

"Gue kayanya mau pindah dari Jakarta" jelasku padanya.

Kevin yang mendengar perkataanku seketika mengerem mobilnya. Untung saja jalanan tidak terlalu padat.

"Maksud lu apa sih Ja? Bentar bentar gue minggirin dulu"

Kevin pun menggiring mobilnya ke tepian jalan yang dirasa aman dan sepi.

"Gimana gimana?"

Akhirnya aku menceritakan semua isi percakapanku dengan koh herry dan cik susy tadi. Termasuk keinginanku untuk meninggalkan Fajar lagi seperti dulu.

"Ya nggak bisa gitu dong Ja. Emang lu mau kabur kemana lagi?" Tanyanya geram

"Belum tau. Balik ke kampung gue di Semarang kali. Yang jelas pergi dari sini"

"Terus kerjaan lu?"

"Vin, ada berita skandal segede ini. Lu yakin bos gue masih mau pertahanin gue di kantor? Sukur sukur gue nggak kena penalti"

"Kenapa harus sampe kaya gitu sih Ja?" 

"Yaa lagian dulu aja gue bisa kok ngilang dari dia. Sekarang juga pasti bisa. Gue nggak mau jadi batu sandungan buat karirnya dia vin" jelasku

"Dulu sama sekarang beda Eja. Dulu dia belum tau kalo ada Arik. Lu sekarang tega mau misahin bapak sama anaknya lagi? Pikirin dulu deh" ucapnya gusar. 

Aku hanya terdiam mendengar ucapannya. Kevin benar, sekarang situasinya sudah berbeda. Fajar dan Arik tidak mungkin bisa semudah itu dipisahkan. Ah.. arik, semoga berita ini tidak sampai ke telinga anakku. Aku tidak ingin dia mendapat imbasnya. Maafin ibu nak, menempatkanmu dalam posisi yang selalu sulit.

Are You Really The One (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang