Part 1

6.2K 377 2
                                    

"Ibu besok Hari Ayah, kata bu guru semua murid harus ngajak ayahnya ke sekolah. Arik besok sama siapa bu? Ayah Arik mana sih bu"

Ucapan yang meluncur dari bibir mungil lelaki berumur menjelang 5 tahun ini sukses membuat nafasku tercekat. Bagaimana aku bisa menjelaskan semua kepadanya. Dia masih terlalu kecil untuk mengerti.

"Besok sama yangkung ya le, besok yangkung ke sekolah arik. Jangan sedih" tiba tiba papa menengahi memberi solusi.

"Besok Arik pergi sama yangkung ke sekolahnya. Kan yangkung juga ayah. Ayahnya ibu" jelasku pada lelaki kecilku ini meminta pengertian darinya.

"Iya ibu tapi besok ibu anterin arik sekolah ya bu. Sama bikinin roti isi yaa buat bekal sekolah" anak pintar, mau mengerti dan memaklumi.

Setelahnya Arik langsung bergegas keluar rumah. Main ke tempat tetangga sebelah seperti biasa.

"Nduk, kamu ga pengen nyari tau tentang dia? Dia harus tau kalo dia punya anak" tanya mama tiba tiba.

"Ma.. buat apa sih? Toh aku baik baik aja kan sama arik. Dia yang milih pergi kan dulu. Aku udah bahagia sama arik aja ma" sahutku sedikit kesal

"Tapi nduk bagaimana pun juga dia harus tau. Arik itu darah daging dia. Mau kamu pungkiri kaya gimana juga kamu ga bisa nolak kenyataan kalo dia ayah arik. Nduk ngalah sama ego mu. Cari dia. Arik bakal dewasa dia pasti bakal nanyain ayahnya" timpal papa menjelaskan.
.
.
.
.

Perkataan papa dan mama tadi siang membuatku kembali mengingat masa lalu. Salahku dulu terlalu gegabah menuruti nafsu yang dilabeli atas nama cinta. Salahku dulu tidak bisa menjaga kehormatanku. Salahku dulu membiarkan dia pergi tanpa tau aku telah mengandung benihnya.

Namanya Al Fariq, lelaki kecil yang sempat tak ku harapkan hadirnya. Lelaki kecil yang dulu pernah ku benci karna melihatnya saja membuatku mengingat akan luka yang ditoreh ayahnya. Lelaki kecil yang selalu menguatkan aku. Lelaki kecil yang tak pernah menuntut apapun dariku. Dia adalah duniaku.

Bukan maksudku menyembunyikan kenyataan tentang siapa sosok ayahnya. Hingga kini dia menjelang lima taun. Aku hanya belum siap dan tidak yakin untuk menceritakan semuanya. Toh duniaku dan arik baik baik saja tanpa kehadirannya. Entahlah, aku masih enggan bercerita tentang kebenarannya sekarang. Tidak tau nanti.


Are You Really The One (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang