Jalanan selepas magrib masih saja ramai. Terjadi kemacetan di beberapa titik. Sebelum menuju rumah, Fajar membelokkan mobilnya di sebuah mushola.
"Magriban di sini dulu ya keburu abis waktunya" jelasnya sambil mematikan mesin mobil
Aku dan Arik mengikutinya keluar dari mobil menuju mushola. Kita berpisah untuk wudlu, Arik digandeng Fajar menuju tempat wudlu pria. Hatiku terasa hangat melihat pemandangan ini. Mereka seperti seorang ayah dan anak. Ah.. bukankah mereka memang sepasang ayah dan anak.
Setelah mengucap salam tanda ibadah magrib berakhir, aku melihat pemandangan yang begitu menggetarkan hati di depanku. Fajar yang selama solat tadi menjadi imamku dan Arik, kini tengah khusyuk berdoa dengan Arik di pangkuannya.
Tuhan, apa sekarang saatnya aku harus mengatakan semuanya? Jujur aku masih belum siap. Kejadian demi kejadian hari ini terlalu indah. Aku takut jika nantinya Fajar justru marah dan tak percaya dengan semuanya. Dan berbalik membenci Arik.
"Udah yuk balik. Bengong aja" katanya sambil menepuk bahuku pelan
"Eh iya yuk. Yuk nak sini sama ibu" ujarku seraya menggandeng tangan mungil Arik. Berjalan mengikuti Fajar keluar dari mushola menuju tempat diparkirnya mobil.
Tak ada kata kata yang terucap dari kami berdua sepanjang perjalanan pulang. Aku masih sibuk bergelut dengan batinku. Hingga enggan rasanya berbasa basi. Dan Fajar pun tengah sibuk konsentrasi menyetir, jalanan selepas buka puasa menjadi sangat padat.
Sekitar setengah jam kemudian sampailah kami di depan rumah. Arik sedari tadi sudah terlelap di pangkuanku. Antara kelelahan karena mengelilingi mall atau mungkin karena kekenyangan menyantap buka puasa. Entahlah.. dia terlihat pulas dalam mimpinya.
"Thanks ya Jar dah nganterin" ucapku berbasa basi sebelum turun dari mobilnya
"Arik tidur gitu kok ja. Biar gue aja yang gendong" katanya sambil keluar dari mobil.
Dengan sangat berhati hati agar Arik tidak terbangun Fajar menggendongnya. Begitu sampai rumah ternyata Papa dan Mama baru akan keluar untuk bersiap tarawih di mesjid kompleks.
"Met malam om" sapa Fajar sedikit pelan agar tak membangunkan Arik
Tak bisa dipungkiri raut muka papa mendadak berubah. Ada rasa kaget dan tak percaya dalam tatapannya "Lho nak Fajar kan ini?"
"Iya om betul" jawabnya disertai anggukan
"Bentar Pa Arik dah tidur biar dibawa ke kamar dulu" sela ku sambil menunjukkan dimana letak kamar Arik
Setelah memastikan Arik sudah tertidur pulas, aku dan Fajar pun keluar dari dalam kamar. Terlihat papa dan mama masih berada di ruang tamu.
"Apa kabar nak Fajar?" Tanya mama berbasa basi
"Alhamdulillah baik tante. Om tante gimana kabarnya?"
"Fajarnya dibikinin minum dulu sana nduk" ujar papa padaku
Aku pun berlalu menuju dapur yang ternyata diikuti dengan mama.
"Kok sama Fajar?" Tanyanya langsung tanpa basa basi
"Ga sengaja ketemu di mall tadi ma" jelasku singkat sambil mengaduk teh
"Jadi kamu udah bilang tentang Arik?" Tembaknya
"Ya belum Ma. Eja masih bingung gimana cara ngomongnya. Lagian ini tadi juga ga sengaja ketemunya kan"
"Yawis nduk tapi jangan ditunda tunda nanti malah semakin runyam masalahnya. Mama sama Papa ke mesjid dulu. Kalian lanjutin aja ngobrolnya siapa tau bisa dijelasin sekarang" ujar Mama seraya berlalu dari dapur.
Setelah selesai menyiapkan minum dan beberapa cemilan untuk Fajar aku pun bergegas ke ruang tamu. Tampak Fajar sedang sendirian berbicara entah dengan siapa di saluran telfon. Begitu melihatku dia menempelka telunjuknya ke bibir tanda aku tidak boleh bersuara dulu. Mungkin dia sedang menelfon pacarnya.
"Iya iyaa nanti begitu sampe langsung ku telpon lagi. Ini masih di jalan. Assalamualaikum" dan panggilan terputus setelahnya.
"Pacar?" Tanyaku menggoda
"Iyaa.. bawel bener padahal gue udah minta ijin ke mall tadi" katanya sedikit kesal
"Yaahh namanya juga pacar Jar. Kawatir pasti" jawabku sok bijak
"Kenapa pindah ke sini Ja?" Tanyanya mencoba mengalihkan pembicaraan
"Papa pindah tugas ke sini makanya gue ikut"
"Trus suami lu mana Ja?" Pertanyaan yang sungguh aku tak tahu harus menjawabnya seperti apa
"Gue single parent Jar" jawabku singkat
Ada hening seketika setelah aku menjawab pertanyaannya. Sepertinya dia ingin bertanya lebih jauh lagi namun diurungkan.
"Ja besok besok kalo gue maen ke sini lagi boleh ga?"
"Ya bolehlah Jar masa ada orang maen gue larang"
"Kalo ngajak maen Arik boleh ga?" pertanyaan Fajar kali ini sontak membuatku sedikit terkejut
"Arik tuh pinter banget ya Ja. Cerewet gitu anaknya. Tadi pas antri makan sama gue dia bilang kalo dia seneng banget bisa makan bareng sama gue. Gatau kenapa ati gue jadi berasa anget gitu dengernya. Makanya gue pengen kapan kapan ngajak dia maen bareng gitu. Itu juga kalo lu ngijinin sih" sambungnya
Aku masih terdiam, pikiranku berkecamuk. Andai Fajar tahu yang sebenarnya apakah sikap dia ke Arik akan tetap sama ataukah berbalik membencinya.
"Ga boleh ya Ja?" Tanyanya lagi
"Eh.. boleh kok Jar. Asal jangan lu manjain aja ya. Gausah beliin maenan yang mahal mahal. Tar dia minta yang mahal lagi ke gue. Bisa tipes tar guenya" jawabku sedikit bercanda
"Hahaha siap siap. Yaudah Ja gue pamit pulang dulu ya. Tar keburu pada kelar traweh macet jalannya" pamitnya sembari berdiri dari duduknya menuju pintu
"Ati ati di jalan Jar. Btw makasih yak traktirannya"
Aku pun mengantarnya hingga pintu gerbang dan menunggunya sampai masuk ke dalam mobil.
"Makasih ya Ja"
"Heh buat paan?" Jawabku bingung
"Makasih udah mau nemenin gue jalan tadi" katanya sambil tersenyum
Fajar Alfian, kata katamu barusan cukup sukses membuat jantungku berdetak lebih kencang.
Entah jalan cerita seperti apa yang sedang Tuhan persiapkan untukku. Semoga tidak ada air mata.
.......................................
Makasih banget buat kalian yang masih setia nungguin apdetan wattpad ini. Maaf banget kemaren ngilang karena lupa pasword 😆😆
Sekali lagi makasih yaa buat kesabaran kalian..
-xoxo-
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Really The One (?)
Fanfiction"Ga nyangka gue kalo lu udah punya anak. Jadi janda pula" - Fajar Alfian, 24 tahun "Andai kamu tau, ini anak siapa. Pasti kamu ga akan bisa ngomong gitu" - Senja Adriana, 24 tahun "Kata ibu ayah Arik kerja di luar negeri. Masa sampai sekarang ga pul...