Part 2

5K 382 3
                                    

Semua wartawan diharap berkumpul di meeting room pukul 10 pagi.

-Pemred-

Aku membaca pengumuman tersebut di papan tulis ruanganku pagi ini begitu memasuki kantor. Ada apa lagi kira kira ya..

"Mbak ada apaan sih? Kok disuruh ngumpul?" Tanyaku pada mbak Rina. Seniorku

"Mau ada rotasi Ja. Penugasan buat ngeliput road to olympic" katanya menjelaskan padaku.

"Ah gue sih aman. Anak politik kan bentar lagi ngliput pemilu. Jadi ga bakal dirotasi deh" jawabku pede.

"Lah gue malah berharap dapet rotasi Ja. Udah bosen liat politikus mulu. Sekali kali liat atlet yang badannya bagus bagus lah. Biar seger" candanya yang kuikuti dengan tawa

Oh iya, sebelumnya aku belum perkenalkan diri yaakk.
Namaku Senja Adriana. Panggil saja Senja atau kalau temen temen sih manggil aku Eja. Usiaku genap 24 tahun sekarang. Aku bekerja sebagai jurnalis di salah satu media massa nasional. Yah.. sebagai single parent aku memang harus kerja keras untuk memenuhi  semua biaya hidupku dan Arik. Dan dari sinilah semua kebutuhan itu tercukupi. Meliput sana sini.

Teman temanku di kantor tau statusku sebagai ibu beranak satu. Yang mereka tidak tau adalah bahwa aku belum pernah menikah. Mereka mengira aku seorang janda yang ditinggal mati suami. Selama ini semua asumsi mereka aku iya kan saja. Malas untuk menjelaskan. Dan tidak yakin juga dengan respon mereka jika tau cerita yang sebenarnya.

"Ejaa... nih mainan buat Arik" tiba tiba mas Prama, teman sekantor sekaligus atasanku menyodorkan sebuah mobil mobilan padaku.

"Eh apa nih mas. Jadi ngrepotin"

"Kemaren pas lu bawa Arik ke sini gue janji ke dia kalo mau beliin mobil mobilan buat dia. Makanya gue titip kasihin ke Arik ya Ja" jelasnya.

"Makasih yaa mas. Maaf kalo jadi ngrepotin gini" kataku segan.

Mas Prama, kata teman teman kantor sih dia naksir aku. Mungkin benar begitu atau mungkin dia hanya kasian melihatku yang masih muda namun sudah jadi orang tua tunggal. Entahlah, aku juga tidak pernah menaruh rasa padanya. Jujur, semenjak kejadian pisahnya aku dengan ayahnya Arik, belum ada satu lelaki pun yang berhasil masuk ke hatiku. Bukan karna aku masih menyimpan cinta padanya. Hanya saja aku masih takut untuk memulai hubungan yang baru lagi.

"Pepet terus mas pram, jangan kasih kendoorrr" ledek mbak rina

"Paan woi. Pepat pepet kek angkot. Udah mau jam 10 nih yuk buru ke ruang meeting. Tar telat diamuk pak bos" kataku seraya menggamit lengan Mbak Rina menuju ruang meeting.

"Sesuai program kita yang baru. Kita bakal ngeliput persiapan Olimpiade para atlet dari berbagai cabang olahraga. Nantinya siapapun yang terpilih akan bekerja di sana sampai berakhirnya olimpiade 2020 taun depan. Kalian hanya perlu follow up hasil kerja ke kantor. Jadi kantor kalian selama setaun ke depan di pelatnas masing masing cabang olahraga. Mengerti ??" Penjelasan pimpinan redaksi pada rapat kali ini

"Mengerti Pak" jawaban serempak dari  yang ada di ruangan ini.

"Oke jadi sekarang akan saya umumin daftar nama wartawan dan akan bertempat di mana."

Satu per satu nama disebut. Aku sedari tadi tak terlalu mendengarkan apa yang dikatakan pak bos. Seperti yang aku bilang, aku yakin tidak akan dirotasi karna sebentar lagi waktunya pemilu.
Namun ternyata keyakinanku salah..
.
.
"Senja Adriana, ke PBSI ya" suara pak bos masih berusaha ku cerna.

Kok bisa aku ikut kena rotasi sih. Bukannya justru aku sedang sibuk sibuknya mulai meliput kampanye antar capres dan kegiatan politik lainnya menjelang pemilu. Kenapa aku malah dipindah tugaskan?

"Tapi pak.. bukannya bentar lagi pemilu?" Tanyaku memastikan.

"Yang ngeliput pemilu sudah banyak Senja. Bantuin anak olahraga ya. Kekurangan personil" jelasnya

Seperti yang kalian tau, keputusan atasan itu mutlak. Tidak bisa diganggu gugat. Jadi aku hanya bisa pasrah dengan segala keputusan yang ada.

Hingga akhirnya aku tersadar. Bukankah dia juga di pelatnas PBSI? Atau sudah keluar kah? Jujur setelah kita berpisah aku sudah tidak lagi minat terhadap bulu tangkis. Siapa saja atlet yang sedang naik daun sekarang aku sudah tidak tau. Ku putuskan untuk googling namanya sekedar memastikan apakah dia masih ada di sana atau sudah tidak lagi menjadi penghuni pelatnas.

Dan hasilnya adalah, dia masih di sana. Menjadi salah satu atlet andalan Indonesia. Penyumbang medali perak Asian Games. Menduduki ranking 8 dunia saat ini. Ada rasa bangga terbersit dari dalam hatiku mengetahui dia sekarang sudah menjadi atlet berprestasi. Namun aku juga takut bagaimana jika nanti kita bertemu kembali. Luka ini belum sembuh. Cerita ini belum usai.

Fajar Alfian, ku harap kamu tidak lagi mengenaliku

Are You Really The One (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang