Part 1: Nirmala

13.9K 641 8
                                    

***

Mentari mulai bergerak tegak lurus, cahayanya menembus beriringan di sela daun-daun pohon Schefflera berbunga kuning itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mentari mulai bergerak tegak lurus, cahayanya menembus beriringan di sela daun-daun pohon Schefflera berbunga kuning itu. Sudah tengah hari, walau pun cuaca terik tapi pohon-pohon di sekitar pertokoan itu membawa rasa sejuk. Air kanal besar yang tidak jauh di seberang area pertokoan itu pun merendah, hanya sesekali ada perahu yang melintas.

Pandangan Mala lurus menerawang ke arah kanal yang terlihat nyaman itu, ingin rasa hatinya untuk duduk di pinggiran kanal itu sambil menikmati minuman dingin.

Mala mulai tersadar dari lamunannya, dia mengetuk-ngetuk mejanya. Mala harus segera memperbaiki kue ulang tahun di hadapannya. Dia tidak ingin mengomentari kue hasil pekerjaan asisten barunya dengan kasar.

"Seharusnya kamu menunggu kuenya lebih dingin." Mala menatap asistennya, Luna. Butter cream yang menghias kue itu tampak turun karena kuenya masih hangat. penampilan kue ulang tahun itu benar-benar sangat buruk. Ini salah Mala sendiri mempercayakan pekerjaan ini kepada Luna yang belum pandai menghias kue.

"Maafkan saya, bu Nirmala... saya tidak memeriksa suhu kuenya."

Mala melirik jam di dinding. Pelanggan yang memesan sudah menelponnya pagi-pagi sekali. Masih ada waktu 40 menit untuk merapikan butter cream dan menghias ulang kue tersebut.

"Sudah tidak apa-apa, saya rapikan dulu. saya minta tolong siapkan bahan butter cream yang baru." Mala meletakkan kue itu di meja putar, dan segera membersihkan kue itu dengan pisau polesnya. Dia memeriksa kondisi kuenya terlebih dahulu sebelum melapisi dengan butter cream baru.

Mala mulai fokus menghias kue di papan putarnya. Kue itu adalah pesanan pelanggannya untuk acara ulang tahun anaknya. Mala menekan rasa paniknya, dia harus cepat memperbaikinya dengan sebagus mungkin. Anak pelanggannya meminta unicorn cake dengan dominasi warna pink. Mala mencampur pewarna makan berwarna pink dan melihat konsistensi butter cream itu, sebelum dia menghias kue itu.

"Luna, tolong ambilkan Spuit yang sudah aku siapkan tadi." Mala mulai mengisi butter cream itu ke dalam plastik. Dia mulai menghias kue itu setelah merapikan dasarnya dengan butter cream putih. Mala fokus dengan Spuit yang membentuk karakter unicorn. Setelah 30 menit, Mala menatap dan memutar penampakan kue ulang tahun itu sekali lagi. Hampir sempurna, dia hanya tinggal menaburkan glitter edible di atasnya. Mala merasa lega.

"Luna, tolong ambilkan kotak kue ya," ucap Mala menghela lega. Dia sudah selesai menghias cake itu dan segera memasukannya ke dalam kotak kue.

"Kalau kamu mau makan siang, biar aku yang tunggu di sini," ucap Mala sambil melihat jam di dinding, dia mulai membersihkan alat-alat dapurnya.

Suami Superior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang