***
Hai... Terima kasih sudah membaca SUAMI SUPERIOR. Beberapa part dari cerita ini saya hapus, karena editing dan pindah rumah ke KBM. Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:
https://kbm.id/book/detail/ba837c36-72aa-4db1-ac02-a069cc59c54e
Regards,
Ms. Ersula
***
"Sudahlah, kasihan nirmala. Lagi pula wanita memang sering membingungkan. Mereka mahluk random. Bilang tidak, tapi hatinya iya. Minta dirayu-rayu kalau bisa sampai kita bersujud. Kamu udah om-om masa tidak mengerti?"
"Aku masih kesal karena masalah dengan rekaman Sera, karena dia tidak percaya denganku." Hydan masih mengingat hal itu.
Afaris sebenarnya tidak bisa berkomentar apa-apa lagi. Orang jatuh cinta memang susah ditunjukkan yang benar, kalau gengsi dan arogannya masih tetap melekat.
"Taruhan, paling kamu yang bodoh dan melankolis lagi. Langsung kawinlah kalian. Pusing aku Hydan!" Afaris mengomel lagi.
Kenyataannya...
Mala tidak memperdulikannya.
Padahal Hydan sengaja duduk di dekat pintu dapur. Mungkin sekitar 4-5 kali Mala bolak-balik dari dapur menyusun etalase pastry, menoleh saja pun tidak. Sepertinya Hydan terlalu mengharap lebih.
"Dia tidak akan memperhatikanmu," celetuk Afaris. Hydan menaikkan bahu. Sekali lagi Mala lewat. Hydan sengaja berdehem lebih keras.
Mala melirik.
"Kamu tidak melayani bosmu?"
Mala menggelengkan kepala. Sepertinya Hydan lupa dia bukan berada di toko kuenya. Mala pergi masuk ke dapur lagi.
"Heeh..."
"Ada-ada aja kamu, kan sudah jelas dia bekerja sesuai SOP dan dia bukan pelayan. Kamu ini bagaimana Hydan?" Afaris sekarang sudah hapal dengan sikap bodoh Hydan kalau mabuk jatuh cinta.
"Ya, ya, aku tahu..."
"Omong kosong! Kemaren katanya harus melepaskan Mala... Tidak akan menyesal Bla bla bla. Makan tu omongan!" Afaris tertawa mengejek Hydan.
"Hmmm ya sudah, aku saja yang ke dapur."
"Katanya biar Nirmala yang mau mengejarmu? Kenapa jadi kamu yang agresif. Benarkan kamu jadi bodoh lagi." Afaris menopang dagunya
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Superior
RomanceNirmala Arumi Lingga atau Mala berteman dengan Toni Sambara pria 70 tahun. Toni mengutarakan keinginannya agar Mala bisa membantunya melakukan sebuah kebohongan untuk berpura-pura menjadi tunangan Toni. Toni yang sakit keras, mempunyai keinginan ter...