Part 48: Curahan hati

3.3K 348 6
                                        

***

Hai... Terima kasih sudah membaca SUAMI SUPERIOR. Beberapa part dari cerita ini saya hapus, karena editing dan pindah rumah ke KBM. Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:

 Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

https://kbm.id/book/detail/ba837c36-72aa-4db1-ac02-a069cc59c54e

Regards,

Ms. Ersula

***


"Aku merasa mencintaimu itu membuatku begitu berat dan menyiksaku, karena disaat aku berusaha menjadi terbaik untukmu... kamu tetap takut dan tetap tidak percaya kepadaku. Itulah membuatku hancur, Nirmala. Setelah aku memutuskan melepasmu, aku merasa lebih bisa fokus dengan diriku sendiri," ucap Hydan. Dia harus mengatakan apa yang dia rasakan walau pun dia melihat wajah Mala meredup.

"Berarti aku percuma datang kemari, aku sudah tahu kebenarannya kenapa kamu pergi." Mala tersenyum getir.

"... Kamu kemari hanya karena merasa kehilangan? hanya itu?" Hydan ingat perkataan Mala.

"Aku juga tidak tahu. Seumur hidupku, aku tidak pernah merasakan hal yang membuatku ketakutan, benci, rindu dan takut kehilangan. Semua perasaan itu bercampur satu dan membingungkan terkadang aku menginginkanmu tapi terkadang aku ingin menjauhimu." Mala menaikkan pandangannya lurus ke mata Hydan, pria inilah yang membuat perasaan bercampur-campur yang terkadang membuat tidak nyaman.

"Kalau jatuh cinta memang begitu... Kamu tidak tahu rasanya karena memang belum pernah jatuh cinta dengan pria lain kan?" Hydan tersenyum.

"Huh?" Mala memang belum pernah menyukai pria selain Hydan.

"Kamu sangat lucu, Nirmala. Masa kamu tidak tahu kalau kamu jatuh cinta denganku?" Hydan tertawa. Wajah rupawan itu terlihat senang.


Percakapan mereka malam ini, lagi-lagi mengulik apa yang sedang terjadi antara mereka berdua. Mereka sedang mencari ujung benang merah di tangan mereka yang sedang kusut dan rumit itu. Pelan-pelan mereka mengurai benang merah itu. Cukup pelik. Padahal mereka sama-sama tahu mereka saling menginginkan.

...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang