Part 17: Pemicu keributan 1

2.9K 353 4
                                    

***

***

Hai... Terima kasih sudah membaca SUAMI SUPERIOR. Beberapa part dari cerita ini saya hapus, karena editing dan pindah ke rumah. Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:

 Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

https://kbm.id/book/detail/ba837c36-72aa-4db1-ac02-a069cc59c54e

Regards,

Ms. Ersula

***

Hydan menarik rem tangannya. Dia melirik ke arah spionnya, mengawasi sebuah mobil yang juga baru sampai di parkiran, mobil milik ayahnya. Supir turun dan membuka pintu, ternyata wanita bernama Nirmala yang turun dari mobil itu.

Hydan mengeraskan rahangnya, begitu melihat wanita kurus itu. Hydan menertawakan dalam hati, penampilan wanita tunangan ayahnya itu. T-shirt oversize, jeans belel, tas besar dipundaknya dengan kulit palsu yang terkelupas, sepatu Converse usang, dia tidak elegan sama sekali jauh dari sosok Ratu. Padahal parasnya tidak jelek-jelek amat.


Mala menyadari, Hydan berada di belakangnya. Tubuh Mala langsung canggung, rasa membeku. Mala mencoba tidak memperdulikannya. Tetapi batinnya sendiri mulai gugup karena lift terasa lama sekali terbuka. Mala gelisah dalam hati.

Hydan menatap tubuh Mala dari belakang. Dia tahu di balik kaos kebesaran itu pinggangnya kecil. Tengkuknya terlihat jelas dari balik rambut Brunette yang terikat.

Pintu lift terbuka. Hydan tidak beranjak, dia masih menatapi Mala yang mulai gelisah.

"Aku tahu kamu takut dan memang sudah seharusnya kamu ketakutan. Tidak ada tempat untukmu!" Hydan menahan emosinya dan bergegas meninggalkan Mala. Mala tidak menyahuti perkataan Hydan.

***

"Iya tunggu sebentar." Mala merapikan ikatan rambutnya. Lui sudah menunggunya di depan pintu kamar. Dia menjemput Mala makan malam. Lebih tepatnya menjemputnya paksa, karena Mala sempat menolak makan malam bersama. Lui mengetuk pintu kamarnya lagi.

"Baik-baik, saya sudah siap." Mala membuka pintunya. Lui hanya dingin menatapnya tanpa bicara apapun dan langsung berjalan, Mala mengikuti punggung Lui.

"Apakah pak Toni sudah keluar kamar?" tanya Mala.

"Belum, seperti biasa aku yang akan menjemputnya nanti," jawab Lui.

Tiba-tiba Mala melihat Hydan baru keluar kamar. Mala langsung bersembunyi di belakang Lui. Mala menyadari mereka satu lantai.

"Selamat malam Tuan Hydan, kita makan malam dulu?" Lui menyapa Hydan.

"Aku tidak tahu kenapa pelacur diberikan kamar yang sama untuk keluarga Sambara." Hydan melipat tangannya. Lui hanya memandang datar wajah Hydan.

"Mala, kita segera turun ke ruang makan." Lui tidak ingin Hydan memancing Mala lagi. Mala pun mengangguk.

"Keliatannya, Lui pun perhatian dengan pelacur kampungan ini? Dia begitu spesial, heh? apa dia juga melayanimu di ranjang?"

***

Suami Superior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang