***
Hai... Terima kasih sudah membaca SUAMI SUPERIOR. Beberapa part dari cerita ini saya hapus, karena editing dan pindah ke rumah. Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:
https://kbm.id/book/detail/ba837c36-72aa-4db1-ac02-a069cc59c54e
Regards,
Ms. Ersula
***
Saat Mala baru mau turun tangga. Hydan tampak berdiri di depan tangga. Mala melewatinya tanpa memperdulikan Hydan. Mala masih tidak nyaman melihat Hydan karena perlakuannya semalam.
"Apa kamu tidak sarapan?" Hydan menegur Mala, yang tidak perduli saat melewatinya.
"Malas," Mala menjawab singkat, tanpa melihat wajah Hydan.
"Oh, kamu mau pergi ke toko? kebetulan kita searah. Biar aku antar sekalian, kita naik mobilku?" Hydan mengikutinya dari belakang.
Mala tambah bergidik ketakutan mendengar tawaran Hydan. Pria itu bersikap sangat aneh dari semalam.
"Tidak perlu! Tolong jangan mendekat!" Mala menjauh dan mengacungkan tangannya membentuk tanda silang. Hydan menaikkan alisnya. Mala melengos ke arah ruangan lift.
"Tapi ini rumahku, suka-suka aku." Hydan ikut berdiri di samping Mala. Mala menjaga jaraknya dan mencengkram tasnya. Dia menutupi dirinya, takut Hydan menyentuhnya lagi.
Pintu lift terbuka. Mala hanya diam. Dia tidak mau Hydan ikut masuk ke dalam lift. Hydan menekan tombol untuk menahan pintu lift.
"Masuklah." Hydan menunggu Mala. Mala malah memundurkan badannya.
"Ada apa?" Hydan menatap Mala datar.
"A... aku peringatkan kamu! Jangan menyentuhku!" Mala menunjukan sikap tidak ingin berdekatan dengan Hydan, tetap saja rasa takut tergambar jelas di wajahnya.
"Aku tidak akan menyentuhmu. Memangnya apa yang akan aku lakukan?" Hydan mengangkat tangannya. Wajahnya tampak tidak merasa melakukan kesalahan.
Hah?
Apakah Hydan melupakan kelakuannya semalam? Dia lupa? Dia memohon-mohon ingin bercinta dengannya? bahkan bekas memar di leher saja masih ada? Mungkin Hydan lupa karena mabuknya sudah hilang pagi ini?Mala akhirnya masuk ke dalam lift. Mala menepuk dahinya dan menggelengkan kepala. Tentu saja orang mabuk mana mungkin bisa mengendalikan diri. Batin Mala.
"... Saya mau pergi ke toko sekarang." Mala menyambut tissu dari Lui, diusapnya kelopak matanya.
"Biar aku yang mengantarmu." Hydan langsung berdiri. Mala terkejut, tentu saja dia menolak!
"Maaf tuan Hydan, sudah ada supir yang akan mengantar Mala." Benar tebakan Lui,
"Aku bilang, aku yang akan mengantar Mala." Hydan bersikeras, walau pun dia tahu Mala akan tetap menolak pergi dengannya.
"Aku tidak mau!" Mala bersembunyi di belakang badan Lui.
***
Mala keluar dari lift dengan wajah termenung. Kakinya berhenti melangkah. Dia menarik napasnya, tidak ingin suasana hati yang jelek dia bawa ke toko kuenya. Matanya melirik mobil Hydan, masih ada di parkiran.
"Berarti dia belum pergi?" Ponselnya berbunyi, Luna menelponnya. Mala masuk dan memasang seat belt sambil memeriksa ponselnya.
Mobil mulai berjalan.
"Halo Luna... Telat? Tidak apa-apa. Ini aku baru mau ke toko..." Biji mata Mala hampir keluar! Saat menoleh ke arah supir, pria yang menyetir mobil yang ditumpanginya adalah Hydan!
"Haaah..." Ponsel Mala sampai terjatuh, karena dia terkejut.
"Semoga anda akan nyaman sampai di tempat tujuan." Hydan tersenyum.
"Eh, aku sudah bilang tidak mau pergi denganmu!" Mala pucat pasi melihat Hydan, dia langsung membuka seat belt.
"Lalu kamu mau lompat? Lompat saja. Kalau dengan kecepatan mobil seperti sekarang, kamu tidak akan mati. Paling gegar otak atau cacat seumur hidup karena terguling ke lembah di bawah sana. Jalan perumahan ini cukup sepi kok." Hydan tampak santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Superior
RomanceNirmala Arumi Lingga atau Mala berteman dengan Toni Sambara pria 70 tahun. Toni mengutarakan keinginannya agar Mala bisa membantunya melakukan sebuah kebohongan untuk berpura-pura menjadi tunangan Toni. Toni yang sakit keras, mempunyai keinginan ter...