***
Afaris mengetuk pintu kamar Hydan dengan keras. Pembantu Hydan tampak ketakutan karena Afaris nekad nyelonong ke atas.
"Tu.. tuan Afaris, tuan Hydan baru saja pulang kerja." Ekspresi pembantu Hydan tampak ketakutan.
"Iya aku tahu..." Afaris mengetuk pintu kamar Hydan dengan keras lagi.
Pintu pun terbuka, wajah Hydan tampak marah karena dia tidak suka diganggu saat baru pulang kerja. Tapi kemarahannya hilang ketika tahu yang mengetuk adalah Afaris. Hydan melempar handuk yang dipegangnya ke muka Afaris.
"Sialan! Aku kira ada apa," desis Hydan yang baru saja mandi. Afaris hanya tertawa, dia langsung masuk ke kamar Hydan.
"Bagus deh, kalau kamu sudah mandi. Kita jadikan mau keluar malam ini?"
Hydan tidak menjawab. Dia hanya merapikan pakaiannya yang berantakan di lantai.
"Ayolah Hydan, banyak gadis-gadis muda dari luar negeri yang akan ikut party." Afaris menatap Hydan yang masih saja berlagak cuek.
"Aku tidak jadi ikut, aku merasa capek hari ini." Hydan membuka mantel mandinya dan mengambil pakaiannya di gantungan baju.
"Kalau kamu melihat wanita-wanita muda itu, pasti kamu tidak capek lagi. Mereka sangat segar dan seksi pastinya." Afaris tertawa. Hydan hanya tersenyum. Dia tahu Afaris mencoba merayunya. Pekerjaan mereka memang sedang sangat padat, bisnis pariwisata dan perhotelan sedang naik lagi.
"Ah entahlah... Aku benar-benar lelah Afaris." Hydan menaikkan pundaknya, tubuhnya hanya perlu tidur malam ini.
"Ah ayolah Hy, ini surga dunia. Lagi pula besok minggu. Mungkin malam ini, kamu akan bertemu dengan wanita yang sesuai dengan tipemu." Afaris masih bersikeras merayunya. Hydan tertawa, dia mengambil kemejanya.
"Memangnya kamu tahu tipeku seperti apa?" tanya Hydan. Akhirnya dia mau menuruti Afaris untuk ikut party malam ini. Hydan makai jam tangannya, dia masih menunggu jawaban Afaris. Afaris memiringkan kepalanya, dia berpikir.
"Jujur saja, aku tidak tahu, mungkin kamu suka tipe yang kurus, tinggi, bersih, cantik, elegan, seksi?" Tebak Afaris. Hydan tertawa, mendengar jawaban Afaris. Jelas-jelas tebakan Afaris itu adalah tipenya sendiri.
"Aku malas nyetir malam ini, pakai mobilmu saja." Hydan memakai Cologne yang terpajang di meja tidurnya.
"Yes, pak Bos." Afaris membuka pintu kamar Hydan dengan wajah senang.
Hydan mendengar ponselnya di tangannya yang berbunyi. Alis Hydan naik saat melihat nama Lui di layar ponselnya. Dia sebenarnya malas untuk mengangkat telepon itu. Kalau Lui yang telepon, paling-paling akan menyuruhnya pulang menjenguk si kakek sekarat itu
"Ya, Lui?" Hydan menjawab telepon Lui.
"Selamat malam, tuan Hydan. Saya mau berbicara sebentar. Apakah tuan sibuk?"
Hydan melirik ke Afaris yang mengikutinya di belakangnya menuruni tangga. Hydan memberi tanda kepada Afaris untuk menunggunya di teras. Afaris mengangguk.
"Aku ada waktu sebentar. Ada apa Lui?"
"Tuan Hydan, kesehatan Tuan Toni memburuk. Apakah tuan tidak ingin pulang ke Pasupati?."
![](https://img.wattpad.com/cover/303532396-288-k295077.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Superior
RomanceNirmala Arumi Lingga atau Mala berteman dengan Toni Sambara pria 70 tahun. Toni mengutarakan keinginannya agar Mala bisa membantunya melakukan sebuah kebohongan untuk berpura-pura menjadi tunangan Toni. Toni yang sakit keras, mempunyai keinginan ter...