***
Hai... Terima kasih sudah membaca SUAMI SUPERIOR. Beberapa part dari cerita ini saya hapus, karena editing dan pindah ke rumah. Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:
https://kbm.id/book/detail/ba837c36-72aa-4db1-ac02-a069cc59c54e
Regards,
Ms. Ersula
***
Entah berapa kali, Mala menarik napas dan menghembuskannya perlahan. Dia berharap hal itu membantunya menenangkan pikirannya yang masih terasa kesal, tanpa sadar dia membanting loyangnya. Luna sampai terkejut.
"Bu Mala, apa ada masalah dengan kue-kue buatan saya?" Luna benar-benar khawatir. Mala menepuk dahinya. Bisa-bisanya dia tanpa sengaja membawa kekesalannya ke toko.
"Ah, maafkan aku. Semua kue buatanmu tampak sempurna." Mala mencoba memaksa dirinya tersenyum. Dia menyadari Luna takut melihatnya marah.
"Hm, aku tidak selera sarapan." Mala menopang wajahnya.
"Biasanya lapar memang bikin kita bad mood..." Luna tertawa kecil.
"Benar. Tapi masalahnya, aku tidak bisa makan karena ada orang yang sangat menyebalkan." Mala menghela napasnya. Tapi Mala tidak pernah menceritakan masalah pribadinya kepada Luna.
"Apakah ini masalah pertunangan ibu Mala?"
Mala hampir kesedak mendengar pertanyaan Luna, karena berpura-pura dia sampai tidak merasakan apapun tentang pertunangan palsu itu. Seharusnya dia lepas cincin ini saat tidak di rumah pak Toni. Luna bengong melihat Mala terkejut mendengar kata-katanya.
Mala beranjak berdiri, dia memeriksa catatan orderan kue yang tertempel di dekat mejanya. Tapi semua orderan itu untuk besok.
"Bu Mala, ada pak Lui datang."
Mala yang baru mengumpulkan semangat, langsung menegang lagi. Kenapa Pak Lui datang kemari?
"Menurut bapak? Apa saya terlihat baik-baik saja?" tanya Mala. Tas yang dipegangnya lumayan berat, entah makanan apa yang diberikan kepadanya. Mala duduk di kursi.
"Seharusnya kamu tidak perlu bereaksi dengan sikap tuan Hydan. Aku pun cukup kaget melihat kamu seperti itu."
"Saya tahu, tapi sikap tuan muda itu sangat tidak etis. Dia belum tahu kalau suatu hari mendapat karma yang sama!" Seketika suasana hati Mala kembali jelek, karena lagi-lagi mereka membahas Hydan. Kepalanya terasa berdenyut lagi.
"Tidak ada yang bisa kita lakukan, Mala. Kita menasehatinya atau melawannya pun, tidak akan merubahnya. Kebencian tuan Hydan memang sudah mendarah daging." Lui memandangi Mala yang sebenarnya terlihat tertekan itu.
"Jangan lupa untuk pakai cincinnya lagi." Lui meninggalkan Mala.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Superior
RomansaNirmala Arumi Lingga atau Mala berteman dengan Toni Sambara pria 70 tahun. Toni mengutarakan keinginannya agar Mala bisa membantunya melakukan sebuah kebohongan untuk berpura-pura menjadi tunangan Toni. Toni yang sakit keras, mempunyai keinginan ter...