Part 20: Pemicu Keributan 4

2.7K 361 11
                                    

***

Hai... Terima kasih sudah membaca SUAMI SUPERIOR. Beberapa part dari cerita ini saya hapus, karena editing dan pindah ke rumah. Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:

 Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

https://kbm.id/book/detail/ba837c36-72aa-4db1-ac02-a069cc59c54e

Regards,

Ms. Ersula

***

Mala mengendap-ngendap turun tangga. Dia sengaja pagi-pagi sekali berniat pergi keluar dari rumah itu, tanpa mandi.

"Selamat pagi, nona Mala." Salah seorang pelayan menyapa, mengejutkan Mala.

"Sshhh..." Mala menarik tangan pelayan itu dan menempelkan jarinya.

Lui tampak sibuk dengan laptopnya. Dia menatap Mala dengan bingung, karena wanita itu muncul dengan berjalan berjengket dan nampak diam-diam mendekatinya.

"Ada apa, Mala?" Lui bertanya heran.

"Shh shhh... Pak Lui, tolong antar saya ke toko sekarang." Mala masih berbisik, dia mencengkram lengan Lui.

"Boleh, tapi kenapa kamu bersikap begini?" Lui merapikan tas kerjanya.

"Sudah ayo pak, nanti saya ceritakan di mobil. Buruan pak Lui." Mala masih berbisik. Dia tidak sabar meninggalkan rumah itu, dia tidak ingin bertemu dengan Hydan.

"Semalam saya melakukan sesuatu yang sudah pasti membuat Hydan marah besar pagi ini." Mala beranjak keluar dari pintu lift. Lui mengikutinya.

"Oh iya? Apa yang terjadi?"

Mala membalikkan badannya.

"Pak, saya menyiram air Hydan dan seorang wanita di balkon. Ta.. tapi airnya tidak banyak, hanya seteko penuh. Sehabis itu Hydan mengejar saya, untung saja saya cepat masuk dan mengunci pintu. Tapi dia memukuli pintu itu dengan keras," Cerita Mala terlihat gugup. Suaranya menggema di ruangan parkir.

"Memangnya kenapa kamu harus menyiram mereka?" Lui berhenti di depan mobilnya. Inilah yang dia takutkan, kalau Hydan benar-benar marah besar, karena dia tempramental.

"Karena pukul 2 pagi, mereka sangat berisik di balkon dan sedang anu... sampai mengganggu tidur saya, padahal saya perlu bangun pagi." Suara Mala terdengar pelan.

"Mereka sedang anu?" Lui berusaha menangkap kalimat Mala, sambil membukakan pintu mobil untuknya.

***

"Hei, Mala." Andra tiba-tiba menyapanya dari pintu dapur.

"Andra? Apakah hari ini jadwal libur kerja?" Mala tersenyum membalas sapaan Andra.

"Tidak, hari ini aku tidak libur. Kamu kelihatan sibuk." Andra memperhatikan penampilan Mala yang terlihat berantakan.

"Hmm, tadinya sibuk. Ini tinggal membuat kue untuk toko saja," jawab Mala, dia mengeluarkan beberapa loyang brownies panas yang terlihat menggiurkan itu. Andra membesarkan matanya, dia tergiur dengan brownies itu. Wanginya pun tercium sangat enak.

"Oh iya, hari ini aku datang bersama manager hotel Pasupati. Kebetulan kami sedang di dekat sini, jadi aku tawari untuk mampir ke toko kuemu."

"Manager hotel? Tapi tokoku tidak banyak pilihan untuk menu minumnya." Mala berekspresi bingung.

"Apa saja, kopi boleh dan jangan lupa brownies hangatmu. Buatkan untuk 3 orang ya..." Pesan Andra.

Andra pun pergi, sayup-sayup terdengar suara suara mereka berbicara dan terdengar suara perempuan bercanda.

Mala meneguk sekali lagi tehnya, dia merasa lebih santai, yang utama orderan pelanggannya selesai. Tiba-tiba matanya menangkap seorang pria yang duduk di meja yang sama dengan Andra. Pria itu pun menatap Mala.

Hydan?

***

Suami Superior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang