Part 37: Intim

6K 383 10
                                    

***

Hai... Terima kasih sudah membaca SUAMI SUPERIOR. Beberapa part dari cerita ini saya hapus, karena editing dan pindah rumah ke KBM. Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:

 Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

https://kbm.id/book/detail/ba837c36-72aa-4db1-ac02-a069cc59c54e

Regards,

Ms. Ersula

***

"Kamu mau membawaku kemana lagi. Kenapa tempat ini aneh?" Mala menyadari Hydan membawanya ke arah rumahnya tapi berbeda area.

"Aku akan membawamu ke suatu tempat milik ibuku. Sebenarnya cukup dekat dengan rumahku," jawab Hydan.

Dari kejauhan, sebuah bangunan seperti kubah besar. Bangunan itu seperti rumah kaca tua. Ada cahaya lampu yang menerangi tapi tidak terlalu terang, menambah tempat itu seperti istana dalam cerita antah berantah saja. Mala sampai kagum ada tempat seperti ini di tengah-tengah dekat rumah Hydan.

"Ini tempat spesial yang akan kutunjukkan kepadamu." Hydan menghentikan mobilnya.

"Apa kita mau masuk?" Mala ragu, tempat itu terlihat remang-remang. Apakah Hydan mengajaknya masuk?

"Ini green house milik ibuku. Ibuku sangat menyukai tanaman terutama bunga jenis mawar," cerita Hydan. Mala menolehkan wajahnya. Hydan ternyata masih merawat peninggalan ibunya dengan baik.

Akhirnya, Mala duduk sambil memandangi sekeliling green house tua itu. Mungkin kalau siang tempat ini kelihatan menenangkan. Kebalikkannya kalau malam seperti ini cukup mengerikan kalau sendirian. Entah berapa lama Hydan akan meninggalkannya sendirian.

Mala gelisah, dia menoleh ke arah Hydan masuk tadi.

Tiba-tiba ada sekelebat bayangan lewat.

Mala berteriak, sampai menaikkan kakinya.

"Jangan bilang kamu sok berani."

"Tentu saja aku berani." Hydan memberikan teh panasnya kepada Mala. Mala menyambut gelasnya.

"Terima kasih. Tempat ini terlalu sepi." Pandangan Mala kembali menyusuri sudut green house itu.

"Yang jelas kamu tidak akan menemukan tempat spesial seperti ini di tempat lain. " Hydan menghirup minumannya. Mala tersenyum.

"Tapi kamu masih belum membuka hati untukku?"

Mala menoleh sekali lagi, wajah Hydan mendekat.

"Memangnya, kamu tidak takut? Terlalu terburu-buru juga tidak baik." desis Mala.

"Kalau aku yakin, kenapa aku harus takut. Kamu sangat spesial."

"Ah, Hydan, kamu terlalu berlebihan..." Mala meletakkan gelasnya.

Lagi-lagi, Hydan menatapnya dalam seperti itu. Pandangannya mulai merasuki jiwa Mala lagi. Rasa berdesir lembut itu muncul setiap Hydan mendekatkan dirinya.

Suami Superior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang