***
Hai... Terima kasih sudah membaca SUAMI SUPERIOR. Beberapa part dari cerita ini saya hapus, karena editing dan pindah ke rumah. Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:
https://kbm.id/book/detail/ba837c36-72aa-4db1-ac02-a069cc59c54e
Regards,
Ms. Ersul
***
"... Jangan, tunggu sebentar lagi ya? Kita mengobrol dulu..." Tama tidak ingin mereka berpisah, dia masih ingin menatap Mala dan menikmatinya berbicara. Tama menyukai ekspresi Mala yang cantik itu.
"Hm? Apakah kamu tidak bosan berbicara denganku?"
"Tentu saja tidak akan bosan." Tama tersenyum, kali ini dia menaikkan tangannya dekat dengan tangan Mala, di atas meja.
"... tapi besok aku harus bangun pagi-pagi sekali, ada barang gudang mau masuk." Mala mencoba menjelaskan lagi. Dia tidak mengerti. Mungkin benar, Tama menganggap ini adalah kencan.
"Begitukah? Menurutku kamu terlalu mandiri. Harusnya kamu lebih terbuka dengan orang. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendirian." Tama tampak tidak senang dengan jawaban Mala. Lagi-lagi ekspresi wajahnya sangat dingin.
Mala mulai paham, kenapa Pak Lui berpesan agar dia berhati-hati dengan Tama.
"Kamu belum mencoba denganku Mala." Tama masih terus mencoba.
" Mala... Maafkan aku.. aku tidak bermaksud membuatmu tidak nyaman. Aku... Aku benar-benar menyukaimu." Suara Tama sedikit keras, hingga semua orang menatap meja mereka. Tama tiba-tiba memegang tangan Mala. Mala benar-benar menyesali dirinya menuruti Tama untuk makan malam.
Saat melewati deretan lift. Hydan tersadar, dia seperti melewati sosok yang dia kenal. Hydan menolehkan kepalanya.
Nirmala?
Hydan sampai membalikkan badannya. Dia mendekati wanita yang sedang menunggu lift itu. Dia memastikan apakah itu Nirmala?
Dan... benar itu Nirmala!
"Hydan?" Afaris bingung Hydan berhenti dan menatap orang seperti itu.
Mata Hydan terus memandangi Mala, walau lama tidak bertemu. Dia sangat hapal postur Mala. Dari belakang pun dia bisa mengetahuinya. Tapi...
Pria itu? Pria di sampingnya berbicara dengan Mala. Dia datang ke restoran dengan pria?
Hydan menyadari, Pria itu mengangkat tangannya, dia mau merangkul Mala?
Emosi Hydan naik. Dengan geram, Hydan langsung mendekati dan menarik tangan pria itu sebelum menyentuh bahu Mala.
"Akkhh sakit!" Tama berteriak kesakitan, karena Hydan memelintir tangannya ke belakang punggungnya.
Mata Mala membesar. Mala seperti tidak percaya melihat Hydan.
"Hydan?" Mala gugup sampai menelan air ludahnya.
"Jadi kamu menolak menemuiku karena pria ini?" Hydan membentak Mala.
Mala terkejut mendengar itu. Lagi-lagi dia menunjukan sikap yang tempramental.
"Aku..." Mala tahu percuma menjelaskan sesuatu jika Hydan emosi seperti itu.
"Jawab! Kamu menolak menemuiku karena pria ini!" Hydan sudah tidak bisa menahan emosinya. Dia sangat kecewa. Mala benar-benar membuatnya seperti pria bodoh padahal dia berusaha menepati janjinya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Superior
RomanceNirmala Arumi Lingga atau Mala berteman dengan Toni Sambara pria 70 tahun. Toni mengutarakan keinginannya agar Mala bisa membantunya melakukan sebuah kebohongan untuk berpura-pura menjadi tunangan Toni. Toni yang sakit keras, mempunyai keinginan ter...