Part 32: Mala dan pria lain 1

3.4K 330 21
                                    

***

Hai... Terima kasih sudah membaca SUAMI SUPERIOR. Beberapa part dari cerita ini saya hapus, karena editing dan pindah ke rumah. Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:

 Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

https://kbm.id/book/detail/ba837c36-72aa-4db1-ac02-a069cc59c54e

Regards,

Ms. Ersula

***

"10 menit lagi, aku sampai."

Pesan dari Tama. Mala menatap ke arah cermin, merapikan rambutnya yang masih terlihat berantakan. Mala memperhatikan penampilannya. Apa rambutnya perlu diikat? Bagaimana dengan vintage dress yang dikenakannya? Apakah dia harus menggantinya dengan celana jeans kesukaannya? Ini membuatnya terlihat terlalu kurus. Lipstik! Tentu saja dia harus memoles bibirnya, agar tidak terlihat pucat!

Mala menarik napasnya. Setelah menolak berkali-kali, berminggu-minggu, akhirnya Mala mengiyakan ajakan Tama, untuk makan malam.

Tama tidak bisa lepas memandangi Mala, Mala begitu bercahaya malam ini. Wajahnya tampak segar merona. Padahal hampir setiap hari mereka bertemu, tapi Tama tidak bosan-bosan memujinya dalam hati, Mala sangat menarik!

"Ayo..." Mala mengunci pintu toko.

"... A... Ayo kita berangkat." Tama menyadarkan dirinya dan langsung membuka pintu mobilnya untuk Mala. Mala menggeleng, padahal dia bisa buka pintu mobil sendiri.

"... Kamu mau membawaku kemana?" tanya Mala mendekati mobil Tama.

"Restoran baru di hotel Pasupati," jawab Tama.

Hotel Pasupati? Dipikiran Mala langsung terlintas nama Hydan dan Andra.

"Kalau begitu, aku tidak keberatan bayar sendiri..." bisik Mala lagi.

"Tidak apa-apa, aku bisa bayar, Mala." Tama tertawa, karena ekspresi Mala tampak khawatir.

Tentu saja Mala tidak ingin memberatkan Tama. Tapi kalau sekali makan menguras hampir sejuta! Siapa pun pasti berpikir. Sekarang Mala mengerti kenapa keluarga Sambara kaya. Mala tertawa dalam hati. Tapi, restoran mewah ini tetap terlihat ramai. Mata mala mulai berkeliling menatapi sekelilingnya.

"Kamu... Nirmala?"

Seseorang menyebut namanya. Mala menolehkan wajahnya. Tampak seorang wanita mendekatinya. Dia ingat! Wanita berambut pendek itu... Kalau tidak salah namanya Yoko.

"Oh, manager yang waktu itu datang bersama Andra?" Mala Ingat. Tentu saja dia ingat pernah, karena dia menyiram wanita ini di balkon saat dia dan Hydan berasyik masyuk. Yoko terlihat masih kesal menatap dirinya.

"Iya, benar." Yoko tersenyum sinis. Bola matanya melirik Tama.

"Hampir lupa, aku turut berduka atas meninggalnya tuan Toni beberapa bulan lalu, kelihatannya kamu sudah bebas sekarang dan membawa pria baru yang masi muda?" Wajah Yoko sinis, dia sengaja menyinggung Mala.

Mala tidak menjawab. Tapi tentu saja dia masih harus tersangkut dengan cerita Toni. Entahlah, Yoko benar berbelasungkawa atau sengaja menyinggungnya. Dia pasti mengira Tama adalah pasangannya.

"Terima kasih," Mala menyahut tenang.

Suami Superior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang