Part 55: Ayah 1

4.7K 347 4
                                    

***

Hai... Terima kasih sudah membaca SUAMI SUPERIOR. Beberapa part dari cerita ini saya hapus, karena editing dan pindah rumah ke KBM. Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:

 Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

https://kbm.id/book/detail/ba837c36-72aa-4db1-ac02-a069cc59c54e

Regards,

Ms. Ersula

***

Hydan baru sampai di parkiran hotel Pasupati. Dia melepas kacamata hitamnya dan merapikan beberapa barang yang akan dibawanya. Tidak lupa kotak makan berwarna pink, Mala membawakannya bekal kue coklat untuknya. Setelah memastikan semua barangnya tidak ada yang tertinggal di mobil. Hydan melangkah menuju lift, sedikit melangkah cepat, karena dia datang terlambat.

Saat pintu lift terbuka, mata Hydan langsung menangkap penampakan orang sedang berciuman. Hydan segera membuang pandangannya ke arah lain, sedang kedua orang itu hanya tertawa-tawa melihat Hydan dan bergegas keluar sambil berpelukan. Hydan hanya tersenyum, melihat kemesraan mereka.

Hydan menekan tombol untuk ke lobi hotel.

Sementara, Hydan bekerja di hotel Pasupati. Sebenarnya kerja di rumah juga lebih santai. Tapi Hydan lebih memilih kerja di luar rumah saja, karena Mala pun keluar rumah untuk mengurus toko. Hydan tidak melarang istrinya itu untuk meneruskan bisnisnya.

"Ahh, jangan-jangan nanti siang tidak bisa ke toko," celetuk Hydan. Dirinya harus ikut meeting bulanan pagi itu.

Sudah 2 minggu mereka menikah, Hydan sedang merencanakan honey moon mereka dalam waktu dekat ini. Tapi Mala sendiri tidak pernah mengutarakan dia ingin pergi kemana untuk merayakan honey moon. Mala sepertinya terbiasa tidak menuntut apapun dari Hydan. Istrinya memang terlalu baik.

Hydan melangkah keluar lift menuju meja resepsionis.

"Selamat pagi, pak Hydan," sambut resepsionis. Resepsionis segera memberikan beberapa surat yang dititipkan untuknya. Hydan meletakan tas dan tempat makan pink di meja. Dia membaca beberapa pengirim surat itu.

Telinganya mulai mendengar suara wanita bernada marah. Hydan melirik ke arah kanannya. Tampak seorang wanita itu memukul-mukul meja di depan resepsionis yang tampak terdiam, sekuriti pun tidak berani menegurnya dengan kasar.

"... Maaf, pak Hydan... ada sedikit keributan," ucap pelan Resepsionis yang berdiri di depan hydan, wajahnya tampak takut kalau Hydan terganggu.

Hydan meletakkan surat-surat di dalam tasnya. Dia mendekati wanita emosional yang menarik perhatian tamu-tamu di pagi itu.

"Maaf, ada apa ini?" tanya hydan. sekuriti langsung takut melihat Hydan dan menarik tangan wanita yang marah itu.

"Hei! lepaskan tanganku!" Wanita itu memukul sekuriti dengan kuat. Teriakannya malah semakin keras.

"Sudah... Sudah... lepaskan ibu ini," tegur Hydan tidak ingin memancing keramaian lagi.

"Kamu manajer hotel ini?" Wanita itu langsung menatap marah ke arah Hydan. Hydan menaikkan alisnya, wajah wanita itu terlihat kacau.

"Bu... maaf..." sekuriti itu hampir menarik tangannya lagi, Hydan melirik dan menggelengkan kepalanya. Sekuriti sempat ragu, akhirnya memundurkan badannya.

"Ada yang bisa kami bantu?" Hydan bertanya dengan tenang.

"... Aku mencari suamiku tapi mereka semua tidak mau membantuku." Ibu itu menunjuk resepsionis dan sekuriti masih dengan nada marah.

"Bagaimana ibu tahu, kalau suami ibu menginap disini..."

"Saya baru baca konfirmasi email di laptopnya tadi pagi... Dia menginap disini."

Hydan mengaitkan tangannya. Sebenarnya dia tidak mau ikut campur masalah pribadi seperti ini. Harusnya dirinya fokus dengan meeting pagi ini.

"Oh, kalau boleh tahu nama suami ibu atau saya boleh lihat email-nya?"

Ibu itu mengangguk dan memberikan foto dari ponselnya. Hydan membacanya sekilas, tapi sekali lagi dia mengingat sesuatu. Akhirnya dia mengambil ponsel milik ibu itu, untuk memperjelas apa yang dibacanya tadi.

"Danil Arumi Lingga?" Hydan mengerutkan dahinya.

"Iya, itu nama suami saya," jawab ibu itu.

Hydan terpaku. Tidak percaya, seketika otaknya terasa mendapat kejutan hebat. Hydan merasa ini adalah gaya komedi dari Tuhan yang dahsyat.

"Maaf, kalau boleh tahu nama bapak siapa?" tanya Jasmin.

"Aku Hydan Sambara..."

"Pak Hydan, terima kasih dan salam buat istri bapak. Dia sangat beruntung mendapatkan suami yang sangat baik hati..." Jasmin tersenyum.

"Tentu, nanti aku sampaikan salam ibu tirinya ke istriku. Nirmala Arumi Lingga." Hydan berdiri.

Mata wanita itu langsung menaik dan membesar. Wajahnya yang kusut itu terlihat semakin stres.

"Nir... Nirmala...?" Suaranya terdengar cekat. Hydan menegakkan badannya.

"Anak dari..." Jasmin langsung pucat. Hydan hanya menyunggingkan senyum dan meninggalkan Jasmin yang tidak bisa berbicara lagi.

Di dalam lift, Hydan pun tertawa. Menurutnya kebetulan ini sangat lucu. Dia bisa melihat karma itu berbalik kepada. Hydan tentu tidak menyangka, pagi harinya dimulai dengan hal yang luar biasa. Haruskah dia memberitahu Nirmala?

Note:

June 02, 2022

Menjelang tamat... daku malah sibuk 🥲 terima kasih yang udah vote... Dan komen... Masi berjuang editing beberapa part lagi...

Tetap sehat ya ..

Oh iya lupa Selamat datang Juni... Semoga membawa kebaikan untuk kita semua. Aamiin

Xoxo
Ms Ersula 🖤

Suami Superior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang