Nirmala Arumi Lingga atau Mala berteman dengan Toni Sambara pria 70 tahun. Toni mengutarakan keinginannya agar Mala bisa membantunya melakukan sebuah kebohongan untuk berpura-pura menjadi tunangan Toni. Toni yang sakit keras, mempunyai keinginan ter...
Hai... Terima kasih sudah membaca SUAMI SUPERIOR. Beberapa part dari cerita ini saya hapus, karena editing dan pindah ke rumah. Bagi kawan-kawan yang tertarik untuk membacanya bisa langsung ke:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Siang-siang begini mana cocok minum teh panas dan kue manis." Hydan menaikkan matanya ke arah Lui yang tampak santai itu. Lui membawanya masuk ke toko kue Mala.
Hydan berekspresi datar. Dia menyeruput teh panasnya.
"Tuan Hydan sudah mengetahui hal yang sebenarnya dari Robbi?"
Hydan menghela napas, dia mengambil sendok kecil untuk menyantap kue tart dengan topping strawberry itu.
"Sudah. Tapi aku tidak bisa mengungkapkan betapa besar kemarahanku! Otakku mulai bercampur aduk." Hydan mengangkat sendoknya
"Jelas, tuan Hydan pasti marah besar." Lui sudah tahu karakter Hydan.
"Aku sangat marah Lui. Sangat marah sampai rasanya percuma saja membunuh Toni. Sekali pun aku menggorok leher Toni, aku yakin tidak akan merasa puas! Manusia itu selalu membuat hidupku ini seperti permainan." Hydan marah sambil melahap kuenya. Dia menaikkan alisnya, kue itu terasa enak.
Lui mengerti, dia menyimak saja perkataan Hydan yang menggambarkan kekesalannya.
Lui mengenal Toni dan Hydan dengan baik. Bahkan dialah yang sering membawa Hydan kecil pergi bermain, ketika tuan Toni sedang sibuk berhubungan seks dengan wanita lain di rumah itu. Setelah kepergian ibunya, itu adalah puncak yang merubah Hydan menjadi orang yang temperamental. Sampai sekarang pun dia tumbuh masih di bawah bayang-bayang ibu dan amarah untuk ayahnya. Dia terkurung begitu kuat, dan terikat dengan rantai masa lalu yang menyakitkan.
"Semua akan segera berakhir..." Lui tersenyum dan memberikan kue tart miliknya ke hadapan Hydan. Karena Kue tart Hydan sudah habis. Hydan hanya menghela napasnya.
"Kue ini enak..." desis Hydan.
"Kue buatan Mala memang enak." Lui mengambil teh panasnya