02~CAGARA

10.3K 362 3
                                    

Hallo

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Surai nakal yang masih berhambur menutupi wajah manis perempuan yang sedikit terusik, perlahan teralihkan oleh telapak tangan yang mengusap risih pada wajahnya.

Jam weker dengan rangkaian huruf bertuliskan 'Namara Killasya' berdering menyesuaikan bunyi alarm yang mampu membuat pemiliknya terusik. Bersama dengan berhentinya dering alarm, perempuan yang masih menyesuaikan kesadarannya itu berjalan keluar dan segera melakukan rutinitas.

Killa menghela napas melihat kamar adiknya. "Adek bangun yuk, udah pagi," ujar Killa menepuk pipi gembul adik bungsunya.

"Eung, Adan masih ngantuk, kak," gumam adik bungsunya yang mencari kenyamanan pada dekapan kakak laki-lakinya. Ahdan Juna Kharafif , adik bungsu Killa yang masih berusia lima tahun.

"Bangun dulu, ayo mandi biar ngga bau acem," ujar Killa seraya mencium adik bungsunya, menjahili anak itu yang kembali memejamkan matanya.

"Aaaaaa kakak, Adan masih ngantuk."

"Nanti tidur lagi, sekarang mandi dulu." Dengan mata mengerjab lucu Ahdan merentangkan tangannya, Killa yang mengerti maksud adiknya langsung menggendong Ahdan menuju kamar mandi.

"Mau mandi sendiri atau dimandiin?" tanya Killa pada adiknya yang kembali menutup matanya.

"Eung, mandi sendiri, tapi nanti siapin bajunya," jawab Ahdan kembali menyembuyikan wajahnya di cekruk leher kakaknya yang sangat ia sukai wanginya.

Melihat adiknya selesai mengenakan baju, Killa tersenyum tipis. "Sekarang udah wangi, ganteng. Kakak mau bangunin abang dulu," ujarnya.

"Gendong lagi, kak La," rengek anak itu menarik ujung baju Killa.

Killa mendudukkan adiknya di samping adik pertamanya yang masih setia dengan mimpinya. Jika Killa sangat rajin, makan tidak dengan adiknya yang sangat pemalas.

"Han, bangun. Mandi, kakak mau masak dulu," ujar Killa mengguncang lengan cowok itu. Raga Rizhan Kharafif, laki-laki berpawakan tinggi dengan paras tampan.

"Rizhan, bangun sekarang atau kunci motor kamu kakak ambil!" ancam Killa tak menyerah mengguncang lengan adiknya.

"Iya-iya, ini bangun," ujar Rizhan dengan suara khas bangun tidur, mencoba keluar dari kenyamanan dalam tidurnya.

"Jangan tidur lagi, mandi." Setelah mengatakan itu Killa berjalan keluar dari kamar adiknya menuju dapur dan segera berkutat dengan alat masak.

"Adek, sini sarapan!" teriak Killa setelah selesai menghidangkan masakannya di meja, walaupun hanya tempe garet dan sayur sop.

CAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang