"CEWEK SIALAN! Berani banget Lo sama gue!" Ya, kurang lebih umpat seperti itu selalu lolos setiap harinya dari bibir seorang CAGARA KHALAFA DAEIRLANGGA.
°°°
Kejadian malam itu merubah segalanya bagi dua remaja berbeda gender.
°°°
Kehidupan yang abu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Teriak tawa menyambut Cagara yang baru saja sampai di latar luas Panti Asuhan Semesata Ceria. Kemeja hitam yang sengaja tidak dikancingkan dan dipadukan dengan bawahan jeans menjadi outfit Cagara. Menambah kesan arogan ketika kalung silvernya terlihat.
"Bang Gara datang!" teriak anak gadis kecil, sambil berlari menghampiri Cagara.
Di belakangnya banyak yang berteriak menunggu Cagara menghampiri mereka. Sambil menggendong gadis kecil yang tengah manja padanya, Cagara berjalan mendekat dan mengulurkan tangannya.
Senyum teduh Cagara terpamerkan ketika tangannya disalimi dan ditarik hingga menempel pada hidung. Setelahnya Cagara akan mengusap gemas rambut mereka.
"Bang Gara pagi sekali ke sini," ujar anak perempuan berkepang dua.
Cagara beralih menatap anak itu. "Kenapa? Karika nggak suka bang Gara datang?" Kini anak dalam gendongan Cagara sudah turun dan Cagara berjongkok sejajar dengan Karika.
"Kamu nggak suka, ya, udah! Bang Gara juga mau main sama aku!" ujar Nadine, anak yang tadi Cagara gendong.
Mata Karika berkaca, lalu anak itu menundukkan kepalanya. Membuat beberapa anak yang berada di dekatnya gelagapan.
"Hey, kenapa?" tanya Cagara. Jarinya tergerak untuk mengangkat dagu Karika.
Diusapnya lembut pipi dan sudut mata anak itu. "Ayo bang Gara gendong," ujar Cagara. Kemudian menarik anak itu ke gendongannya.
"Udah di sini aja, bang?" Lontaran pertanyaan terdengar ketika Cagara memasuki ruang tamu panti itu.
Ratan yang berdiri membawa ember bekas cucian sontak terkejut ketika menyadari adiknya termenung dalam gendongan Cagara.
"Adek gue kenapa? Giginya sakit lagi?" tanya Ratan sembari mendekat ke arah Cagara.
Kening Cagara mengerut, kemudian beralih menatap anak dalam gendongannya yang kini memeluk lehernya dan menyembunyikan wajahnya di sana.
"Karika tanya gitu karena takut abang marah?" tanya Cagara, sambil mengelus lembut surai anak itu.
Nadine yang juga dalam gendongan Ratan membalas, "Heem, makan permen sama coklat. Aku juga makan, tapi nggak sakit. Soalnya habis makan langsung gosok gigi," ujar anak itu. Tangannya terangkat menepuk-nepuk pelan ujung kepala Karika.
"Nggak apa-apa," ujar Cagara. Setelahnya menghujami pipi sedikit memerah itu dengan kecupan ringan.