Hallo
•
•
•
Perut sedikit buncit yang menyembul dari balik piama dengan tangan kekar yang mengusap pelan di atasnya membuat sang empu sedikit mengeliat membenarkan posisinya. Rasa dingin yang menyeruk membuat usapan itu terasa semakin nyaman dan hangat. Dua remaja yang masih terlelap itu tidak sedikitpun terusik meski selimut yang tadinya membungkus tubuhnya, kini melorot ke bawah.
Hujan di luar menjadi pengalun tidur, sebelum salah satu dari mereka mengeliat dan berbalik. Hampir saja Killa berteriak dan mendorong Cagara. Posisinya yang sangat dekat dan jarak hidung mereka yang tidak sampai berjarak dua centi membuat Killa berjingkrat kaget ketika membuka matanya.
"Astaga mimpi apa gue semalem, gini banget," gumam Killa sedikit menjauh dari Cagara yang masih terlelap.
Tak lama Killa beranjak sembari memandangi perutnya, lalu beralih menatap Cagara yang semakin merapatkan tubuhnya pada guling.
"Tau aja dimanjain bapaknya, besok aku mintain deh kalau berani," ujar Killa sambil mengusap perutnya. Setelahnya bener-bener beranjak ke kamar mandi.
Tidak sampai lima belas menit Killa sudah keluar dari kamar mandi, lengkap dengan seragam sekolahnya. Dilihat Cagara masih nyaman dengan tidurnya, membuat Killa menghela napas.
Perempuan itu menepuk bahu Cagara, sesekali mengguncang pelan bahu kokoh itu. "Gara, bangun! Nggak mau sekolah, lo?" tanyanya sedikit keras.
"Cagara, bangun! Udah jam enam lebih!" ulangnya lebih keras.
Masih mengguncang bahu Cagara, Killa berteriak tepat di telinga laki-laki itu. "Bangun, Gara!" teriaknya. Kali ini mampu membuat Cagara mengeliat terusik.
Killa menepuk-nepukkan tangannya sembari membuang napas. "Buruan bangun, gue mau masak," ujarnya yang dibalas gumaman kecil.
Melihat Cagara yang sudah beranjak dengan malas, Killa segera menyiapkan seragam milik laki-laki itu. Selesai dengan keperluan Cagara, perempuan itu memutuskan untuk segera menyiapkan sarapan.
Lima belas menit Killa menyiapkan sarapan dengan damai, hanya berteman suara yang tercipta dari alat masak yang digunakannya. Seblum teriakan Killa terdengar akibat ulah Cagara.
"Ngapain, kok gedubrakan?!" teriak Killa dari dapur begitu mendengar suara benda jatuh dari kamar Cagara.
Tidak lama, Cagara mendudukkan dirinya di salah satu kursi meja makan. Sekilas terlihat mimiknya yang kesal, juga rambutnya yang tidak rapih.
"Masak gitu doang lama!" lontar Cagara setelah beberapa saat terdiam memperhatikan Killa.
Tanpa membalas ucapan Cagara, Killa memindahkan seporsi nasi goreng ke piring Cagara.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAGARA
Short Story"CEWEK SIALAN! Berani banget Lo sama gue!" Ya, kurang lebih umpat seperti itu selalu lolos setiap harinya dari bibir seorang CAGARA KHALAFA DAEIRLANGGA. °°° Kejadian malam itu merubah segalanya bagi dua remaja berbeda gender. °°° Kehidupan yang abu...