26~CAGARA

2.7K 175 19
                                    

Hallo

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Empat cowok dengan jaket kebanggaannya beranjak meninggalkan area sekolah. Menghentikan motor sport mereka pada latar cafe yang tampak sedikit ramai.

"Gue ke kasir, kalian cari tempat," ujar Tama, sebelum beranjak menyempatkan melempar tasnya pada Devin.

"Yang bener pilih menu nya!" balas Zeifan kemudian berangsur mendorong Devin yang menggerutu.

Ketiga cowok itu memilih duduk di bangku pojok, di sebelah jendela yang memperlihatkan ramainya jalanan. Memilih meja yang terdapat empat bangku saja, tempat yang di sekitarnya tidak banyak orang.

Tama menyusul sembari membawa nomor meja, menatap Devin sekilas sebelum mendudukkan dirinya di bangku sebelah Cagara.

"Malming, nih. Mau ke mana? Naik ke GBLD nggak?" tanya Zeifan sembari membuka bungkus permen karet.

Cagara yang mengeluarkan handphone nya dari kantong celananya itu, menjawab. "Biar Alang, Ratan," katanya. Kini beralih melepas jaket kebanggaannya dan menyampirkan pada sandaran kursi yang didudukinya.

Tanpa menunggu lama, pesanan yang Tama pesan sudah tiba di meja mereka. Devin dan Zeifan yang sebelumnya antusias mendengar pesanan mereka sampai, tiba-tiba saja terdiam begitu mendongakkan kepalanya.

"Loh? Lo kok di sini?" tanya Zeifan bingung.

Cagara yang berkutat pada handphone, ikut mendongakkan pandangannya. Sedangkan Tama menghembuskan napasnya pelan.

Waiters yang memindahkan pesanan empat cowok itu haya mengulas senyum tipis. Seragam yang dikenakan juga name tag dengan tulisan Namara Killasya, sudah menjawab pertanyaan Zeifan.

"Selamat menikmati," ujar Killa hendak beranjak.

Baru saja mundur satu langkah, Killa kembali terhenti menatap cowok berlesung pipi.

"Mau ke mana? Gara aja di sini, gabung aja. Lo juga baru balik sekolah, kan?" kata Zeifan menghentikan atensi perempuan itu padanya.

"Kerjaan saya masih banyak, saya permisi," balas Killa ramah. Perempuan itu benar-benar beranjak, dengan Cagara yang melirik sekilas melalui ekor matanya.

Devin diam-diam mengamati Cagara. "Lo tau, Gar?" tanya cowok itu penasaran.

Cagara beralih menatap Devin, kemudian mengendikkan bahunya acuh dan kembali pada handphone nya.

"Katanya ada olim, bulan depan," celetuk Zeifan memecahkan keheningan.

Merasa tidak ada yang menyahuti, Devin menatap satu persatu temannya dan menimpali. "Lo nggak turun, Tam? Biasanya sibuk dari jauh-jauh hari," tanyanya.

CAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang