Hallo
•
•
•
"Woy, anjir! Lo dari mana elah, Gar?!"
Itu teriak Zeifan yang tampak membungkuk mengambil napas sembari menatap Cagara yang berjalan ke arahnya. Cowok itu mengatur napasnya hingga orang yang dicarinya tiba di depannya.
"Anying, dicariin juga," ujar Zeifan terdengar tengah mengomel. Sedangkan Cagara hanya mengangkat sebelah alisnya.
"Gue sama yang lain lihat Killa nahan mual sambil lari-lari, kita mana berani ikutan masuk," lanjut cowok itu menjelaskan pada Cagara. "Banyak awewe euyy," katanya lagi.
"Maksud lo?" tanya Cagara tidak paham, justru membuat Zeifan frustasi. "Gue ngeliat dia muntah-muntan? Lo aja sana," ujarnya kembali membuat Zeifan semakin geregat.
"Mbung! Terserah lo, nggak tau gue males. Maksudnya takut itu cewek kenapa, lo samperin kek elah," kesal Zeifan kemudian berbalik meninggalkan Cagara.
Menatap punggung Zeifan yang semakin menjauh, Cagara meraup kasar wajahnya. Memtusukan untuk mengikuti temannya itu menuju toilet putri yang sepertinya tidak jauh dari kantin.
Belum sampai tiba di toilet yang akan di tuju, Cagara dikejutkan dengan Tama yang memapah Killa. Dan mendengar bisik-bisik sekerumunan siswa yang membicarakan Killa.
Cagata hanya terdiam melihat dua sejoli itu berjalan melewatinya dan memilih acuh melanjutkan jalannya tanpa memperdulikan mereka.
"Mau kemana, Gar?" tanya Devin menghentikan langkah Cagara.
Tanpa berbalik dan menghentikan langkahnya sejenak, laki-laki itu kembali melangkah meninggalkan dua temannya. Tujuannya berbelok, memilih jalan menuju UKS tanpa berbalik memalukan koridor tadi.
Sepi, tidak ada satupun orang yang berlalu lalang di depan ruang UKS, juga pintu ruangan itu yang tertutup. Cagara membuka perlahan pintu itu, namun dikejutkan dengan Zeifan yang berada di balik pintu, terlihat seperti berjaga-jaga agar tidak ada yang masuk.
"Waduh, sorry Gar. Gue kira orang lain, sok atuh masuk aja," ujar Zeifan cengengesan begitu Cagara menatapnya tidak bersahabat.
Tampak wajah pucat Killa yang kini terbaring di bed pasien dengan Tama membatu mengoles minyak pada kening Killa, sesekali memberi pijatan ringan. Cagara bersandar pada pintu, bersebelahan dengan Zeifan yang menatap canggung karena tidak diindahkan.
Tidak butuh waktu lama untuk perempuan itu memejamkan matanya dan terlelap, hingga suara bel masuk pun tidak mengusik perempuan itu.
"Balik lo, gue mau tidur," ujar Cagara yang tertuju untuk kedua temannya. Terutama Tama yang masih setia memberi elusan lembut pada kepala Killa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAGARA
Short Story"CEWEK SIALAN! Berani banget Lo sama gue!" Ya, kurang lebih umpat seperti itu selalu lolos setiap harinya dari bibir seorang CAGARA KHALAFA DAEIRLANGGA. °°° Kejadian malam itu merubah segalanya bagi dua remaja berbeda gender. °°° Kehidupan yang abu...