04~CAGARA

6.9K 281 3
                                    

Hallo

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Empat orang remaja berjalan dari arah parkiran menuju kelas di mana menjadi tempat pembagian raport mereka. Cagara mengambil duduk di sebelah Neneknya. Tama yang duduk di sebelah Mami nya. Devin yang duduk di samping Bunda nya. Dan Zeifan duduk di belakang Devin, sendiri.

'Semoga nilai gue lebih tinggi dari sebelumnya,' batin seseorang yang melihat teman-teman bercanda gurau menunggu giliran.

"Nanti nilai gue bagus, gue beliin semua apa yang kalian mau!" ucap Zeifan dengan semangat.

Teman-temannya mendengus mendengar itu. "Halah, kayak bagus aja nilai lo," ujar Devin yang cekikikan sendiri.

"Dihh, udah pasti gue rangking satu," sombong Zeifan.

"Dari bawah," celetuk Tama membuat Zeifan memonyongkan bibirnya sebal.

"Tau aja lo."

"Belajar makanya!"

"Kan ada lo, jadi santai aja."

"Ck!"

"Gue juga sama kaya lo, biasa aja. Nilai jelek juga santai," sahut Cagara. "Cuma nilai, nggak bikin kita mati muda," lanjutnya mendapat tamparan kecil dari Nenek pada bibirnya.

Devin terkekeh mendengarnya, cowok itu menatap serius Cagara yang tengah mengadu. "Bisa aja lo, coba lo jadi anak yang hidup ditekanan nilai. Semua yang dia punya harus dibayar dengan nilai, termasuk nyawa maybe," katanya menatap lurus pada bundanya yang berada di depan sana mengambil rapot miliknya.

"Porsi masing-masing, nggak ada yang tau," sahut Tama yang diam menyimak.

"Lupain. Gar, liburan nanti kita andai touring gimana?" usul Devin tiba-tiba.

"Wah, bener tuh! Udah penat banget gue," keluh Zeifan lemas.

"Nanti bahas di markas," jawab Cagara.

"Eh, iya. Lo besok pagi udah cabut, ya?" tanya Devin menatap Tama yang ikut tertarik pada pembahasan mereka.

"Sans, gue tau kalian seneng," ujar Tama malas, sudah bisa ditebak kelakuan temannya itu.

Zeifan terkekeh, cowok itu berujar, "Hehe, tau aja! Gue kan menanti oleh-oleh." Tentu saja itu membuat Tama memalingkan tatapannya dan memutar bola matanya malas.

"Btw nanti pada mau ke markas apa panti?" tanya Zeifan.

"Markas," jawab Cagara.

"Kalian ini ribut terus, anteng coba kaya teman-teman kalian yang lainnya," tegur Ersyi yang merupakan Mami dari Tama, membuat ketiga anak itu menyengir tak berdosa.

CAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang