"CEWEK SIALAN! Berani banget Lo sama gue!" Ya, kurang lebih umpat seperti itu selalu lolos setiap harinya dari bibir seorang CAGARA KHALAFA DAEIRLANGGA.
°°°
Kejadian malam itu merubah segalanya bagi dua remaja berbeda gender.
°°°
Kehidupan yang abu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cagara keluar meninggalkan ruang gamenya dengan emosi yang menguasai. Devin dan Zeifan saling melempar pandang, sedangkan Tama memejamkan matanya lelah.
"Lo berdua ikuti dia!" perintah Tama, dua temannya itu tanpa berlama sontak mengejar Cagara.
Tatapan mata Tama jatuh pada perempuan di sampingnya, tampak raut wajah takut dari perempuan itu. "Gue juga dengar dari Rizhan waktu di rumah sakit, kemungkinan besar gue percaya sama Gara," gumamnya mutlak, kepalanya terasa sangat pening.
"Lo mau jelasin?" lanjut cowok itu tanpa menatap Killa, notasinya terdengar begitu dingin.
Killa mengigit kukunya ragu, masih merasa bimbang mengenai aib yang sedikit demi sedikit akan diketahui banyak orang. "Rizhan dan Cagara benar, gue kotor, gue nggak berguna, gue ceroboh, bodoh," jawabnya mulai terdengar sesegukan. Cairan bening berderai membasahi pipinya, juga hidung yang memerah penuh lendir yang menyumbat.
Pacuan detak jantung Killa semakin cepat, membuatnya sesegukan ketika terisak. Ia takut cowok di sampingnya itu akan marah. "Demi apapun, itu bukan kemauan gue, gue bodoh. Harusnya setelah kejadian itu gue berpikir bahwa akan ada yang hadir, harusnya gue konsumsi pil biar mereka nggak kecewa sama gue. Tapi tetep aja, mahkota yang gue jaga udah terlanjur hilang gitu aja!" lirih Killa, perempuan itu meraung menyalahkan dirinya sendiri. Berandai jika malam itu ia berlari kencang dan tidak berteriak.
"Stop lo ngomong ngelantur kaya gitu!" sentak Tama membuat Killa semakin meremas ujung bajunya takut.
Cowok itu memijat pangkal hidungnya, menghilangkan pening yang semakin menyerang. Tanpa mengatakan apapun, Tama berjalan keluar ruang game Cagara dan menutup kasar pintu bercat hitam itu. Meninggalkan Killa yang semakin meraung di dalam sana.
°🦋°🦋°🦋°
Jajaran motor sport terparkir pada sisi jalan, juga pemiliknya yang berada di dekat motor itu. Cowok berjaket logo mawar yang tertancap pada telapak tangan terlihat mengintai tempat yang teramat ramai itu.
Suara deru motor yang menggema mengalihkan atensi setiap orang yang mendengarnya. Banyak sorak yang terlontar melihat kedatangan motor spot hitam bercorak itu disusul dua motor di belakangnya yang berjarak sedikit lama.
Dua cowok berhoodie hitam menghampiri laki-laki yang baru saja kembali dari tempat pendaftaran. "Gar! Jangan ikut balap kalau lo aja baru emosi!" tekan Zeifan yang terdengar tenang dengan suara yang sengaja dilirihkan agar terdengar oleh mereka saja.