12~CAGARA

4.5K 191 69
                                    

Hallo

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Di depan sana Cagara menangkap pemandangan yang sedikit membuatnya iri. Seorang pria paruh baya yang terduduk di bawah pohon bersama gadis kecil, mungkin itu anak gadisnya. Anak gadis kecil yang tertawa lepas itu tengah disuapi dengan candaan oleh pria paruh baya di depannya. Cagara tersenyum tipis melihatnya.

Semakin mendekat laki-laki itu memberi instruksi pada temannya untuk melanjutkan ke tujuan selanjutnya. Cagara menepikan motornya, tanpa melepaskan helm nya laki-laki itu berjalan membawa dua kotak nasi dan air mineral.

"Permisi bapak, adek. Ini ada sedikit makanan untuk bapak dan adek," ujar Cagara tersenyum ramah.

Terlihat manik mata gadis kecil itu berbinar. "Terimakasih abang baik!" Tangannya terulur meraih tangan Cagara, tanpa laki-laki itu duga tangannya ditarik untuk disalimi tepat mengenai hidung anak didepannya.

"Terimakasih, nak. Semoga Allah membalas dengan beribu-ribu kebaikan," doa pria paruh baya yang menatap Cagara tulus.

Cagara menganggukkan kepalanya singkat, tangannya terangkat mengacak dan mengelus rambut kasar anak kecil itu.

"Mari pak, saya harus menyusul teman-teman saya. Baik-baik ya cantik, abang pergi dulu," pamit Cagara. Laki-laki itu membungkukkan badannya sebelum melenggang menuju motornya dan meninggalkan tempat itu.

Senyum gadis kecil itu semakin merekah. "Ayah! Ayah nggak bohong, abang itu juga bilang adek cantik!" lontarnya begitu semangat, tangannya terangkat untuk bertepuk tangan.

Namun, mata yang sebelumnya berbinar itu kini tergantikan dengan pelototan kaget. "Ehh?" kaget anak itu ketikan tangan mungil sebelah kirinya terangkat, dua lembar kertas warna merah terjatuh dari telapak tangannya yang sebelumnya memegang kotak nasi.

Mata bulat itu mengerjap menatap ayahnya. "Ayah, ini dari abangnya ya?" tanya anak itu polos.

Pria paruh baya itu hanya mampu tersenyum dan mengelus pelan puncak kepala anaknya. "Kalau ada yang berbuat baik, kita harus?"

"Mendoakan!" jawab anak itu riang sebelum mengarahkan tangannya.

Dari kejauhan Cagara sudah dapat melihat empat temannya yang sudah membagikan makanan pada pekerjaan jalanan. Cagara memilih menepikan motornya di ruko kecil sebelum jembatan yang masih tertutup, membawa kardus sedang yang masih penuh makanan dan air mineral untuk dibawan kearah bawah jembatan.

Seperti yang orang-orang sekitar daerah itu tahu, di bawah sana terdapat beberapa anak dan orang dewasa yang menjadikannya kediaman. Sempit, namun dapat dilihat jika tempat itu tidak bisa dikatakan kumuh dan tidak terawat.

CAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang