33~CAGARA

3.9K 176 81
                                    

Hallo

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















Pagi ini Cagara sudah dibuat uring-uringan lantaran tidak mendapati keberadaan Killa. Perempuan itu sudah tidak ada di rumah, tanpa meninggalkan pesan padanya ataupun pada nenek. Laki-laki keras kepala itu berdecak sembari menyalami tangan neneknya.

"Hati-hati, jangan kebut-kebutan. Tenangin pikiran kamu," ujar nenek Willya. Cucunya itu mengangguk sekilas.

Baru saja menaiki motornya, suara teriak memanggilnya terdengar. Bocah depan rumahnya berlari menghampiri dengan helm yang sudah dikenakan.

"Zhan nebeng bang Gara, ya?" pinta Mizhan dengan cengiran andalannya. Cagara hanya mengangguk malas menanggapi anak itu.

"Bang Gara, bang Gara! Kenapa abang nggak bareng kakak cantik?" tanya Mizhan dengan kepala sedikit maju untuk menatap Cagara dari samping. "Kak Killa? Eh, apa kak Namara? Zhan lupa," sambungan kemudian kembali pada posisi semula.

Tidak ada satupun pertanyaan yang Cagara indahkan, namun anak itu tetap bertanya dan bercerita sepanjang perjalanan hingga sampai pada gerbang Sekolah Dasar.

Senyum sumringah terukir, Mizhan turun dari motor Cagara dan segera melepas helmnya. "Makasih bang Gara! Hati-hati dijalan," ujarnya. Anak itu berlari kecil hingga tidak terlihat oleh Cagara.

Pada koridor yang cukup ramai, Cagara berjalan cepat menghampiri teman-temannya. Seakan sadar, Zeifan sedikit menoleh kebelakang dan menarik pundak Tama agar berhenti.

"Woy, Gar!" teriak Zeifan seraya melambaikan tangannya, seperti Cagara tidak lihat saja.

"Lihat Namara?" todong Cagara berhitung menghampiri dua temannya, membuat mereka mengernyit bingung.

"Namara siapa?" tanya Zeifan. "Punya degem lo? Gila aja, mau lo kemanain itu yang di rumah?" runtutnya kembali.

"Ck, Killa!" desis Cagara akhirnya membuat Zeifan mengangguk paham dan menyengir.

"Olim," ujar Tama. Cagara beralih menatap cowok itu, meminta penjelasan.

"Emang nggak dikasih tahu, lo? Gak buka grup juga?" tanya Zeifan bingung.

Cagara mengangkat sebelah alisnya, menatap tidak paham pada Zeifan dan Tama.

"Olim bareng Devin. Binus Nusa," jelas Tama.

"Ke sana juga boleh gue denger-denger," sahut Zeifan.

Laki-laki yang sadari datang sudah nampak suram itu mendengus dan melengos meninggal kedua temannya yang hanya menatapnya geram.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang