Hallo
•
•
•
"CEWEK SIALAN!" Teriakan penuh amarah terdengar menggema di seluruh ruangan. Padahal jam masih menunjukkan pukul 04.45, matahari pun belum mulai terlihat kepermukaan.
Killa, perempuan itu tergesa dari dapur menuju kamar Cagara, meninggalkan dapur yang sedikit berantakan dibuatnya.
"Cewek sialan! Lo, budeg?!" teriak Cagara dari dalam kamarnya, kini wajahnya mulai memerah menahan amarah.
"Kenapa?" tanya Killa mencoba menetralkan napasnya yang tidak beraturan dan mata menatap takut pada Cagara.
Manik mata laki-laki itu menyiratkan aura permusuhan, seolah-oleh sebentar lagi akan melupakan semua amarahnya pada mangsa yang ditargetkan.
"Lelet banget, ngesot?" sinis Cagara memandang Killa dari bawah sampai atas membuat perempuan itu menundukkan kepalanya. Tatapan laki-laki bersorot mata tajam itu terlihat mengerikan.
"Gue baru buat cookies sama sarapan, kenapa?" tanya perempuan itu tanpa menatap Cagara, kepalanya masih setia menunduk membuat Cagara berdecak muak.
"Anjing, bau apaan? Lo bakar sampah?!" tanya Cagara begitu bau gosong samar-samar menyapa indra penciumannya. Tentu semakin memuncakkan amarah laki-laki itu.
Killa memelototkan matanya, detik berikutnya perempuan berbalut celemek itu berlari terbirit-birit keluar dari kamar Cagara. Dapat ditangkap manik mata Cagara jika perempuan itu menampilkan reaksi kaget dan panik.
"Babi! Cewek sialan!" umpat Cagara tidak henti-henti, di bawah sana Cagara menahan mati-matian agar tidak mengompol di atas kasur miliknya. Cih, bisa memalukan dirinya jika hal itu benar terjadi.
"Cewek sialan! Arghh!" teriak laki-laki itu, kali ini suaranya samar-samar terdengar dari dapur. Mungkin saja membuat Killa bingung, mengurus dapur yang hampir terbakar atau mengurus suaminya yang tengah mengamuk bak singa liar itu terlebih dahulu.
"Arghh sial! Kaki nggak guna!" maki Cagara menatap bagian mata kakinya yang membiru. Dadanya semakin bergemuruh naik-turun tidak karuan, benar-benar sudah diujung tanduk!
Ya, akibat ketidak hati-hatiannya sewaktu di panti kemarin. Alhasil kakinya membiru dan sedikit membengkak, menimbulkan rasa sakit dan ngilu ketika untuk menumpu.
Mencoba hal nekat, Cagara menurunkan kakinya dari atas ranjang dan mulai bertumpu pada lantai. 5 detik setelahnya laki-laki itu mencoba untuk berdiri, namun sebelah kakinya masih belum kuat untuk menyangga.
Tangan mungil memegang lengan dan bahu Cagara, membuat laki-laki itu hampir saja tersentak kaget. Killa, perempuan itu hendak membantu Cagara yang nekat ingin berjalan sendiri dengan kondisi kaki yang tidak memungkinkan untuk berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAGARA
Short Story"CEWEK SIALAN! Berani banget Lo sama gue!" Ya, kurang lebih umpat seperti itu selalu lolos setiap harinya dari bibir seorang CAGARA KHALAFA DAEIRLANGGA. °°° Kejadian malam itu merubah segalanya bagi dua remaja berbeda gender. °°° Kehidupan yang abu...