15~CAGARA

4.5K 173 72
                                    

Hallo

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Mapel jam pertama hari ini matematika, tentu Cagara tidak akan mengikuti jam mapel yang menyuramkan. Berlandaskan kemalasan bertemu matematika, laki-laki itu memilih menggeret dua temannya untuk mengunjungi basecamp warmangdy yang berada di belakang sekolah.

Ketiga cowok itu memilih duduk di bangku pojok depan sembari memainkan kartu UNO. Obrolan ringan sesekali terlontar diantara mereka, walupun hanya berbalas singkat dan terdengar klise.

Cagara menyandarkan punggungnya pada dinding, mengamati Tama yang kini memilih kartunya. "Gue dengar sekolah kita digabung," ucap Cagara sedikit menarik perhatian beberapa teman sekolahnya yang membolos.

Zeifan mengerutkan dahinya tidak mengerti. "Digabung di mana? " tanya cowok itu.

Cagara mengendikkan bahunya. "Sama sekolah lain maybe."

"Loh-loh, kok lu tahu?"

"Cuma denger."

"Acara peresmiannya senin depan," timpal Tama memotong.

"Sama sekolah mana?" tanya Zeifan yang masih bingung.

"Tanya guru!"

Zeifan berdecak. "Yaelah, lo!"

"Balik sekolah?" Tanya Cagara.

"Kesambet apaan, lo?" heran Zeifan.

Tama melempar tisu bekas tepat mengenai bibir Zeifan. "Bentar lagi," balas cowok itu.

"Sumpah lo minta ditenggelamin."

"Mang Edy, ini punya saya. Sekalian bon kemarin-kemarin," ujar Cagara yang menyerahkan beberapa lembar uang warna hijau.

Zeifan menggeleng tak percaya. "Dapet dari mana lo!" tanyanya.

"Bodoh! Kerja makanya!" balas Tama.

"Astaghfirulla, gini banget," ujar Zeifan.

'Mana mungkin gue bilang uang hasil nikah,' batin Cagara kesal.

"Buru balik!" perintah Cagara. Laki-laki itu merasa sesuatu akan terjadi.

"Mang, bon Zei besok, ya!" teriak cowok berlesung pipi itu.

"Yang tadi?" tanya mang Edy. Zeifan cengengesan menanggapi.

"Ini mang, sekalian Zei hari ini," potong Tama yang menyerahkan uang pada mang Edy.

Mang Edy mengangguk seraya tersenyum simpul. "Atur nuhun ya, kasep."

Tama mengangguk kecil sebelum melenggang menyusul Cagara dan Zeifan.

"Emang sobat terbaek!" teriak Zeifan yang tersenyum lebar. "Terimakasih kawan," lanjutnya merangkul pundak Tama yang sudah tiba disampingnya.

CAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang