LMB 45

1.1K 128 25
                                    

7 month ago at the Hamilton City

"Apakah ia akan baik-baik saja ?" Tanya seseorang penuh kekhawatiran menatap sendu sang dokter.

"Puji syukur, untuk saat ini jauh lebih baik. Tetapi untuk membuatnya sadar itu tergantung respon tubuhnya. Semua syarafnya sudah berfungsi kembali normal walaupun tak senormal sedia kala Pak. Saya berharap pihak keluarga mampu memberikan semangat dan stimulus agar pasien mampu merespon dengan baik" jeda dokter sambil menepuk bahu Ayah Kim.

"Untuk luka dibagian pergelangan tangan sudah kami tutup agar tidak memicu pasien mengingat kejadian sebelumnya. Saya berharap pihak keluarga membuat kenangan baru agar pasien bisa melupakan kenangan yang membuatnya seperti ini" Dokter menghelakan nafasnya sebentar

"Saya akui itu bukanlah hal mudah, tetapi mari kita coba sama-sama membangun pribadi pasien yang selalu Bapak dan Ibu inginkan. Saya juga memohon kepada Ibu agar tak berlarut dalam bersedih, hal itu dapat memicu kenegatifan pikiran pasien. Saya harap Bapak dan Ibu mampu bekerja sama dengan saya dalam menjalani terapi penyembuhan ini".

Bunda Kim menutup mulutnya untuk menahan tangis, lalu Ayah menarik dan memeluk erat Bunda bahkan sesekali mengecup puncak kepala Bunda seraya menenangkan.

Dokter menghelakan napasnya, sebenarnya ia mengetahui jika perasaan kedua orangtua pasiennya begitu hancur mengetahui fakta ini. Tetapi dirinya ingin terbuka mengenai kesehatan pasien kepada keluarga, dan meminta tolong pihak keluarga untuk menjadi support utama sang pasien.

"Ibu dan Bapak tenang saja, kami akan berusaha semampu kami dalam pengobatan ini. Kami hanya mengharapkan kerjasama yang baik antara kami dengan Bapak dan Ibu"

"Kami akan selalu mengikuti saran dokter demi kebaikan anak kami. Kami harap dokter mampu membuat anak kami kembali ceria" Ayah Kim memohon dengan sendunya.

"Baiklah Pak, kami memohon kerjasamanya dengan baik. Kalau begitu kami permisi terlebih dahulu. Untuk kunjungan siang nanti akan digantikan oleh dr. Jack karena saya harus menghadiri rapat pimpinan yang Bapak ajukan. Saya mengucapkan terima kasih atas penanaman saham yang Bapak berikan" ucap sang dokter.

"Saya menanam saham disini demi anak saya. Saya ingin anak saya kembali ceria sediakala, jika kalian gagal maka 59% saham saya akan saya cabut kembali" ujar Ayah Kim.

"Akan kami usahakan Pak. Kembalinya pasien seperti sediakala tergantung dari keinginan pasien, dukungan lingkungan, fasilitas dan tenaga medis. Maka itu kami memohon akan kerjasama yang baik Pak"

Ayah Kim hanya mengangguk-anggukkan kepala. Bahkan Bunda masih tersendu-sendu menatap anaknya dibalik kaca seraya memeluk erat Ayah Kim.

"Segeralah meeting, nanti biar asisten saya yang mewakili saya"

"Baik Pak, kalau begitu saya permisi. Mari Ibu, Bapak" pamit sang Dokter yang diikuti oleh asistennya.

"Mas"

"Iyaa sayang"

"taetae akan baik-baik aja kan ?"

"taetae anak kuat sayang, kau ingat apa yang dokter ucapkan? ayoo kita dukung anak kita buat bangkit"

"ga seharusnya aku suruh dia mengantikanku saat itu  mas"

"Heii, heii, sayang. Ini bukan salahmu. Tetapi ini salah anaknya Jeon, dialah pemicu taetae seperti ini. Aku akan balas perbuatan anak keparat itu"

"Jangan mas, biarkan saja. Kita harus fokus dengan taetae terlebih dahulu seperti yang dokter bilang, Mas. Aku ingin sekali taetae segera membuka matanya dan melihat betapa banyaknya orang yang mencintainya"

Let Me BreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang