"Pagi semuanya" sapa ceria taehyung sambil menuruni anak tangga.
"Pagi taeby" jawab Bunda, Ayah dan Bang Jin.
"Bang Joon belum turun bun?" tanyanya saat tidak melihat abangnya di meja makan.
"Abang udah pergi duluan, ada masalah di agensinya. Jadi Abang berangkat pagi-pagi sekali tadi" Jawab Ayah sambil menaruh koran paginya dan tak lupa sesekali meminum kopi buatan bunda.
"Kasihan Jiminie, punya pacar sibuk kayak Abang" ucap taehyung membuat semua orang di meja makan tertawa ringan.
"Nanti jadi ke makam ?" tanya Bunda kepada Seokjin.
"Jadi Bunda, udah lama Jin ga jenguk Papa dan Mama. Jin kangen sama mereka" jawab Jin dengan senyum hangatnya.
Lalu taehyung menggenggam erat tangan Abang sepupunya itu dan dibalas senyum hangat oleh Jin dan sesekali mengusap lembut tangan taehyung yang berada dalam genggamannya.
Taehyung tak ingin Abang sepupunya sedih karena mengingat kedua orangtuanya. Orangtua Seokjin meninggal karena dibunuh oleh Adik iparnya sendiri, orang sama yang telah membuat taehyung menderita hingga hari ini.
Jika mengingat kematian orangtua Jin, maka mereka akan selalu mengingat tragedi mengerikan yang di alami oleh Taehyung. Setiap hari kematian orangtua Jin, mereka selalu berkumpul dan berdoa bersama. Karena dengan itu pula, mereka akan mempererat tali persaudaraan tanpa ada rasa balas dendam dan sakit hati.
"Boleh taeby ikut Abang ?" tanya taeby pelan menatap mata Abang sepupunya.
Ayah dan Bunda saling pandang, lalu mengarahkan pandangan mereka kepada Jin. Mereka hanya takut taeby terlalu menggali ingatan buruknya tentang tragedi itu dan berdampak pada psikologisnya.
"Bolehkan Yah, Bun ?" tanya taeby lirih meminta persetujuan Ayah dan Bunda dengan penuh harap.
Ayah dan Bunda hanya mengangguk lesu. Sejujurnya mereka enggan memberikan izin taeby ke makam kedua kakaknya tetapi mereka tidak bisa menjauhkan taeby dari orang yang telah menolongnya bahkan menyelamatkan nyawa anaknya.
"Bunda dan Ayah ga perlu khawatir, ada abang yang selalu jaga taeby" jin menyakinkan kedua adik orangtuanya.
"Dan taeby, ga boleh nangis di depan makam Papa dan Mama. Pinky promises?" Jin mengajukan jari kelingkingnya ke arah taeby dan disambut oleh taeby.
"huuummm" angguk antusias taeby.
"Pinky promises. taeby gamau buat Papa dan Mama sedih terkhusus buat Ayah dan Bunda sedih lagi" jawab taeby dengan menggemaskan.
Setelah mendapatkan izin dari semuanya, hatinya berseri. Taeby tak sabar untuk segera ke makam Papa dan Mama. Ia akan mengucapkan terima kasih kembali kepada orangtua Jin.
Saking senangnya mendapatkan izin, dengan wajah berseri taeby menyantap sarapan dengan lahap dan bersenandung gembira. Hal itu tak luput dari pandangan Ayah, Bunda dan Jin. Mereka gembira saat taeby mulai berdamai dengan kisah masa lalunya.
Ayah dan Bunda saling menguatkan dengan berpegangan tangan. Sesekali Ayah mengusap lembut punggung tangan Bunda. Ayah membisikkan bahwa semuanya akan baik-baik aja, percaya Ayah dan dijawab anggukan oleh Bunda.
"Bunda, taeby mau nambah lagi" ucapan taeby memutuskan pandangan Bunda yang seperti melamun.
"Sini piringnya, Bunda ambilin sayang"
"Tapi nambahnya sedikitttttttt aja Bunda, segini 🤏🏻" ucap taeby sembari memperagakan seberapa dikitnya ia akan menambah.
Ayah dan Jin tertawa gemas melihat gerakan lucu taeby, tak lupa pipi chubby dan bibir seksi itu membentuk O nampak lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Break
FanfictionTaehyung ingin bebas dan merasakan kembali apa yang namanya cinta. Hingga dirinya merasakan kembali apa arti Cinta tetapi dirinya harus rela melepaskan cintanya untuk seorang Janin yang tak bersalah. Saat Taehyung berusaha melepaskan cintanya, dirin...