16. Sumringah

3.2K 241 1
                                    

Mereka memulai aktivitasnya seperti biasa, dengan Bright yang berangkat ke kantor, ken yang berangkat sekolah, dan win yang sedang beres-beres apartemen, karena dia tidak ke mansion Bright hariini. Setiap pagi Ken selalu menelfon win jika win tidak datang ke mansion.

Bright heran ketika melihat tingkah Ken yang sangat semangat berangkat ke sekolah, tidak seperti biasanya.

"Daddy ayoo, nanti ten telambat ke cekolah" menarik tangan Bright untuk segera berangkat

"Iya Ken, sabar Daddy ambil kunci mobilnya dulu"

"Ihh Daddy lama banet, ayo Daddy"

"Iya iya, mau ngapain si ko semangat banget anak Daddy" menggendong Ken menuju mobil

Di mobil Ken selalu bercerita mengenai win. Hatinya sedang dalam mode yang bagus. Dia senang karena kemarin dia bersama win dan bright pergi ke kebun binatang.

"Daddy, nanti ten akan pamel cama temen-temen ten"

"Pamer? Pamer apa sayang" Bright bingung maksud Ken

"Iyaa, pamel kalau temalin ten, phi win, cama Daddy pelgi ke zoo"

"Ken, kan ingatkah kalau phi win pernah bilang, kita ngga boleh pamer. Pamer itu tidak baik" menasehati ala bapak anak satu

"Tapi ten atan tetap bilang" bright menggeleng-gelengkan kepala

"Daddy tahu tidak, Ten cayang cekali cama phi win. Ten inin phi win jadi buna Ten" bright bahagia bukan main

Tanpa perlu repot-repot, Ken sudah memintanya lebih dulu

"Ken mau bantu Daddy buat phi win jadi buna Ken tidak?"

"Mau daddy, phi win mau jadi buna Ken" antusias Ken semakin menggebu

"Good boy" mengusak rambut kepala Ken.

Setelah sampai di depan gerbang sekolah Ken, Bright mengantar hingga masuk ke dalam sekolah. Banyak pasang mata dari para ibu-ibu yang mengantarkan anaknya sekolah seperti ken.

"Ken sekolah yang bener ya, dengerin kalau gurunya lagi jelasin. Ken harus jadi anak baik, oke?"

"Siap daddy, ten masuk dulu na" membalikan badannya menuju kelas

"Janan lupa phi win halus jadi buna Ken, Daddy" teriak Ken sambil lari

Bright senyum salah tingkah sendiri.

"Mas Bright langsung ke kantor mas?"
Ibu-ibu yang sedari tadi melihat interaksi Bright dan Ken

"Iya Bu, mari" diberi senyuman untuk mereka

Para ibu-ibu tidak menduga bright akan senyum padanya. Padahal setiap mereka menyapa, bright hanya mengangguk dan mengeluarkan kaya h dan m alias "hmm"

Senyum Bright merekah sepanjang perjalanan hingga ketika sampai di kantor. Para karyawannya dibuat tak percaya dengan sikap Bright, bagaimana tidak. Bright menyapa lebih dulu para karyawan yang berpapasan dengannya.

Setelah sampai di ruangan, bright langsung mendudukan dirinya di kursi yang menjadi singgasananya. Membayangkan bagaimana jika nanti dia bisa hidup seatap dengan win. Walaupun sebelumnya juga pernah begitu, namun tentu saja rasanya berbeda.

"Waaaww bos kita sudah gila" Kaget Bright. Karena Mike datang bak jailangkung.

"Sat!! Bisa kau datang lebih sopan?!!" Tentu saja dia marah, Mike selalu merusak harinya.

"Kenapa kau tersenyum seperti itu daritadi ha?"

"Rahasia. Ada perlu apa kau kemari?"

"Ini Tuan Vachirawit yang terhormat, ada beberapa berkas yang harus anda tanda tangani dan 30 menit lagi anda ada meeting penting" menyerahkan beberapa berkas kepada Bright.

Metawin Is Mine - (BRIGHTWIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang