57. Buna

3.4K 261 41
                                    

VOTE. VOTE. VOTE.

CARANYA :

KLIK GAMBAR BINTANG.





"META!!!" Bright terus meneriakkan nama Win.






Sampai di persimpangan lorong rumah sakit Bright kehilangan jejak Win. Bright mencari ke kanan dan kiri dengan perasaan yang sangat kacau.

"Anjing, gue yakin itu Meta. Gue kehilangan jejak sattt!!" Monolog Bright dengan tangan yang menjambak rambutnya sendiri.

Bright berjalan ke arah lobby rumah sakit. Berharap disana dia akan menemukan orang yang diyakini Metawin.

Setelah menemukan punggung orang yang dicari, Bright mendekati dengan ragu-ragu. Punggungnya sama sekali dengan milik pujaan hatinya.

Bright merindukan manusia favoritnya yang bernama Meta.

"Meta..." Lirih Bright saat berada tiga meter dari posisi laki-laki itu berdiri.

Laki-laki itu membalikan badannya melihat siapa yang memanggil.

Ya, benar dia adalah Metawin. Manusia yang selalu Bright rindukan di saat harinya menyapa. Laki-laki manis yang mengisi hati, pemilik hati, dan manusia yang selalu menjadi cerita di setiap lembaran di hatinya.

Bright sangat merindukan. Bright menatap paras cantik Metawin yang sedang menatapnya, air mata Bright seketika lolos tanpa diminta.

Kerinduan mendalam sedikit terobati ketika melihat paras rupawan pahatan Tuhan yang selalu Bright syukuri.

Tuhan memang si Maha Sempurna, mahir menciptakan makhluk dengan sangat apik. Semua orang yakin bahwa Metawin diciptakan ketika tuhan sedang bahagia.

"Meta..." Sapanya kembali.

"..." Win terdiam.

Matanya mengisyaratkan luka di sana.

"Say- eemm Meta"

"Phi Bright?!" Win turut menyapa.

Bright berjalan mendekati Win, senyumnya terpatri di sana. Tuhan begitu baik karena telah sudi mengembalikan kekasihnya.

"Iya, ini aku" Bright menganggukan kepala dengan senyuman yang masih betah disana.

Ketika Bright berusaha memegang tangan Win, ada tangan lain yang menyingkirkan tangan Bright.

Dilihat bahwa itu adalah laki-laki gagah yang berdiri di samping Win, tentu saja membuat Bright sakit di hati ketika Metanya bersama laki-laki lain dan jantungnya seakan tertusuk belati ketika melihat perut Meta nya sedikit membuncit.

Bright tak menyadari atensi orang itu. Pandangannya hanya tertuju pada semestanya. Seolah tersihir dengan paras ayu Win yang selalu kembang.

"Siapa kamu?" Tanya nya pada Bright.

Dia mengulurkan tangannya guna menjabat tangan Bright.

"Podd, kekasih Win!" Sombongnya.




Bukankah keping kisah kita belum kembali utuh?

Mengapa kau menambah luka pada jiwa yang masih rapuh?





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Metawin Is Mine - (BRIGHTWIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang