"huaaaaa hikss phi winnn huaaa" tangis Ken mengudara hingga sudut ruang.
Win yang baru saja bangun langsung cepat-cepat membersihkan dirinya untuk menemui Ken.
Dengan susah payah Win meminta bantuan Bright untuk dibantu ke kamar mandi.
Tentu saja Bright sigap menggendong Win ke kamar mandi kemudian merebahkan kembali dirinya di kasur empuk kebanggaan.
"Ishh nyebelin banget, anaknya nangis malah lanjut tidur" gerutu Win.
5 menit dihabiskan Win untuk membersihkan dirinya, ketika keluar kamar mandi, dilihat Bright masih asyik dengan gulungan selimut lembutnya.
Plakkk....
"Aww sakit yang" keluh Bright ketika pahanya mendapatkan pukulan.
"Bangun terus mandi, cepat!"
Win lari keluar kamar mencari keberadaan Ken yang sedang menangis histeris.
"Sayang, Ken kamu dimana sayang?" teriak Win mencari Ken.
"Phi Win huaaaa, ten dicini huaa"
Dilihatnya Ken sedang menangis sembari menyelundupkan wajahnya di sofa dengan beberapa maid dan baby sitter yang sedang menenangkan Ken.
"Maaf Win, tuan muda sedari tadi menangis mencarimu, kita tidak bisa menenangkannya" ucap kepala Maid.
"Nggak papa Bu, terimakasih ya bi, kalian boleh kembali bekerja" ucap Win sopan.
"Astaga Ken" Win langsung membawa Ken dalam pelukan.
"Tenapa Daddy cama Phi Win tidak jemput ten huaa" tangis Ken semakin kencang di pelukan Win.
"Maafkan phi win sayang" Win merasa bersalah, Win menepuk punggung Ken guna menenangkan.
"Phi Win tidak cayang ten lagi huaa"
"Sutt sayang, Ken kok bicaranya seperti itu si? Phi Win sayang sekali dengan Ken"
"Maafkan phi na, sekarang Ken mau apa?"
"Hikss hikss"
"Udah dong sayang, maafkan phi win na, phi Win lupa. Tadi phi ketiduran"
.
.
.
Karena kesalahan Bright dan Win alhasil seharian Ken sangat manja pada Win.
Kini Win dan Ken sedang berada di ruang bermain Ken sembari menonton serial kartun kesukaan Ken.
Tentu saja dengan Ken yang masih dalam pangkuan Win.
Ceklekkk
Bright masuk dengan wajah yang sangat segar. Memunculkan raut wajah sebal, kesal, dan marah dari Win.
"Hehe sayang, muachh" Bright mendekati Win dengan wajah cengengesan.
"Darimana saja? Nggak denger kalau anaknya nangis terus?" Ketus Win.
Bright mendudukan dirinya di samping Win.
"Muach, muachh" dicium lagi pipi dan bibir Win.
"Udah dong cemberut mulu, maafin yaah"
"Hmm"
"Ken, sini gendong Daddy. Phi Win capek, kan Ken sudah besar" Bright berusaha mengangkat ken dari pangkuan Win.
Bahkan Ken belum mengganti seragam sekolahnya.
"Nggak mauuuuu, mau sama Phi Win huaaa" Tangis Ken kembali datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metawin Is Mine - (BRIGHTWIN)
Humorbait cerah untuk pemenang// Bulan ramai benar kunikmati hawanya Bersua dengan anak Adam yang kutemui Ku amati setiap geriknya dengan senang Dia ramah dan pemilik senyum indah Tak mengelak, bahwa aku jatuh suka Hatiku perlahan di genggamannya Setiap...