81. Bahagia hingga hampir meluap

1.7K 105 21
                                    

Tok...Tok...Tok...

Ketukan pintu kamar dari jagoan pertama Bright dan Win terdengar.

"Bunaaaa, kakak boleh masuk?" teriaknya di balik pintu.

"Boleh sayang" jawab Win.

Ken sudah tidak di kamar yang terhubung dengan kamar orangtuanya.

Bright membuatkan kamar sendiri untuk anak tampannya itu. Sedangkan Ben tetap di kamar yang terhubung dengan Bright dan Win, agar mereka bisa memantau jikalau jagoan kecilnya menangis tengah malam.

Ken berjalan mendekati ranjang orang tuannya. Terlihat Bright sedang bersandar di headboard ranjang dengan Win yang bersandar di dada suaminya.

"Naiknya hati-hati kak" ucap Win sembari membantu anaknya naik ke ranjang.

Win mendudukkan Ken di tengah-tengah mereka.

"Kakak kenapa belum tidur nak? Kan tadi sudah Buna puk puk" tanya Bright.

"Daddy... besok Daddy sama Buna datang lihat kakak tidak?" tanya Ken.

"Pasti dong, Buna sama Daddy akan datang melihat kakak biar kakak semangat tampilnya"

"Kalau kakak malam ini minta bobo bersama Buna dan Daddy boleh?"

"Boleh sayang, sini bobo. Biar besok kakak semangat lombanya"

Win merebahkan dirinya dan anak sulungnya. Memeluk Ken dengan memberikan puk puk di pantat anaknya seperti biasanya.

"Buna, kalau besok kakak tidak juala bagaimana? apa Buna dan Daddy akan malah?"

"Kenapa Buna sama Daddy harus marah sayang? Apapun hasilnya besok kakak tetap hebat. Buna dan Daddy proud kakak. Jangan dipikirin ya sayang, sekarang bobo. Terimakasih sudah menjadi anak baik kak"

"Telimakasih Buna sudah menjadi Buna yang hebat, telimakasih Daddy sudah menjadi Daddy yang kelen"

Muachhh

Win mencium dahi anaknya.

"Selamat malam jagoan. muachh" Bright mencium dahi anaknya dengan sayang.

Tak ketinggalan.

"Selamat malam cantik, Muachh" Bright mencium pipi win gemas dengan sangat sayang.

.

.

.

.

"Adek baby, kakak mau tampil nanti menjadi pangelan. Adek doakan kakak na semoga kakak bica ngga deg-degan yang besal" pamit Ken pada adiknya yang sedang dalam gendongan susternya.

"Iya kakak, adek tunggu di rumah na. Kakak semangat tampilna" ucap susnya menyerupai suara anak kecil.

"Buna sama Daddy mau ke sekolah kakak dulu ya, adek di rumah yang nurut sama sus ya, Muach Muach Muach" Win mencium pipi anak bungsunya dengan sayang.

"Kakak mau kiss adek banyak-banyak"

Bright menggendong anak sulungnya untuk memudahkan mencium adiknya.

"Babay sayangnya Daddy, Daddy sama Buna mau antar kakak dulu na"

Mereka berjalan ke arah mobil berangkat menuju sekolah Ken.
.

.

.

Win dan Bright berdiri menatap anaknya dengan kagum. Berbalut baju kerajaan terlihat berkali lipat lebih tampan.

Metawin Is Mine - (BRIGHTWIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang