8. Susu

5K 360 19
                                    

Malam ini win menginap di mension Bright.

"Aww mengapa dadaku masih sakit sekali, padahal aku sudah memompanya" monolog win ketika merasakan dadanya sakit

Selama seharian win merasakan nyeri di bagian dadanya. Dengan inisiatif win memompa asinya untuk meredakan rasa sakitnya. Sejak mengantar Ken sekolah sudah sekitar 5 kali win memompa asinya. Dirasa sudah cukup baik, win memutuskan untuk menengok Ken yang sedang memetik bunga tidur di kamarnya dengan damai. Dielus dan cium pipi merah Ken hingga Ken sedikit terganggu.

"Hihi aku ganggu tidur kamu ya?"

Bright yang ingin mengunjungi Ken sebelum ke kamarnya melihat tingkah win yang sedang duduk di tepi ranjang Ken. Seutas senyum terpatri di bibir tebalnya. Mengamati kegiatan win dengan khusuk.

Hingga ketika win ingin membalikan badannya untuk kembali ke kamar, Bright lebih dulu bersembunyi di belakang lemari besar tak jauh dari kamar Ken. Masuklah win ke kamarnya untuk menemani Ken memetik bunga tidur di taman khayalan.

Hingga sebelum sampai ke ranjang, win merasakan sakit kembali yang sangat pada dadanya. Disibakkan piyama win hingga terlihat payudara win yang sedikit berisi dengan puting payudaranya yang merekah.

"Aww, mengapa asiku keluar terus. Sakit" nada bicara yang semula menjerit kembali lirih menahan sakit di payudaranya.

Bright yang sudah keluar dari tempat persembunyiannya dapat mendengar dengan jelas ringisan win. Lalu...

Brakk!!!

"Kamu kenapa ta??"

Keduanya kaget. Win kaget karena kaosnya sedang dibuka sehingga terlihat dadanya dan Bright kaget karena melihat pemandangan langka dari win.

"Phi Bright?!!"

"M-maaf ta, saya mendengar kalau kamu menjerit kesakitan jadi saya langsung masuk tanpa mengetuk pintu" tatapan yang masih fokus pada win

"T-tidak apa-apa phi" raut wajah kesakitan dan tangan yang masih memegang dadanya

Kini wis sudah duduk di pinggir ranjang karena menahan sakit yang sangat.

"Tapi wajahmu menunjukkan bahwa kau merasa tidak nyaman"

"Apa ada yang sakit ta?" Khawatir akan keadaan Win, Bright mendekati Win yang sedang duduk di tepi ranjang

"M-maaf phi, dadaku sakit dari tadi siang"

"Apakah ada obat yang harus saya beli untuk mengobatinya?"

Berpikir panjang atas pertanyaan yang dilontarkan Bright. Ragu-ragu untuk menjawab dan Bright memahami jika win merasakan keraguan.

"Bilang saja, saya bisa belikan obatnya"

"Phi..."

Bright diam menunggu dialog yang akan dilanjutkan oleh win.

"Bi-bisakah kau menyusu kepadaku?" Diakhiri dengan suara yang semakin mengecil namun masih mampu Bright dengar

"Hah?!!" Terkejut karena permintaan win yang dirasa sedikit ambigu

"Ji-jika kau tidak m-mau tak apa phi. Aku akan mem-"

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Bright memotong dengan cepat

"Akan saya bantu"

"Apa kau se...rius phi?" Terkejut karena Bright menyanggupi permintaan bodohnya.

Tapi jika tidak begitu win akan merasakan sakit entah sampai kapan. Baru pertama kali win merasakan seperti ini. Nyeri pada dadanya tidak kunjung reda. Biasanya hanya dengan pompa asi, sakit yang dia rasa akan menghilangkan.

Metawin Is Mine - (BRIGHTWIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang