33. Rawat

2.7K 238 31
                                    

Untuk yang kedua kalinya Win masuk rumah sakit karena kesalahan Bright.

Win langsung dilarikan ke ruang UGD. Bright yang sangat panik langsung mengikuti brangkar Win menuju ruang periksa.

Ken terus-menerus menangis dalam dekapan Bright.

"Ken udah ya nangisnya, phi win lagi di periksa. Ken ikut Daddy yuk, kita periksa luka Ken" ucap bright.

"Ten tidak mau, Ten mau dicini caja" jawabnya dengan ketus.

Gigie yang baru datang langsung menghampiri Bright dan Ken.

"Bagaimana keadaan win, bright? Tanya gigie.

"Dia lagi diperiksa, sekarang lo balik aja gie. Ini udah malem. Makasih ya udah nemenin" ucap Bright

"Nggak papa Bright, gue disini aja. Gue mau-" belum sempat Gigie menyelesaikan ucapannya sudah lebih dulu di potong bright.

"Nggak usaha gie!!, mamah sama papah lagi jalan kesini!!" ucap Bright.

"Tante jeyek pulang gih, ganggu caja!" Ucapan Ken membuat Bright merotasikan matanya.

"Ken!! Daddy pernah ngajarin kamu bicara seperti itu? Yang sopan kamu!" Bentak Bright kepada anaknya.

"Tapi gala-gala tante jeyek phi Win jadi sepelti ini!!" Ken gak kalah keras.

"Arkenzo!!" Bright benar-benar emosi.

"Huaaaaa, phi Win!!! Daddy jahat" tangis Ken pecah, seumur-umur Daddynya belum pernah membentak sebegitu kerasnya.



Gigie berusaha menenangkan Ken untuk digendong, tapi Ken terus saja memberontak.

"Pelgiiiiii!!!"

"Yaudah kalau gitu, gue duluan Bright"

"Sori ya gue nggak bisa nganterin lo dan sori kalau ucapan anak gue nyakitin lo"

"Santai aja, yaudah gue balik"

Gigie pergi meninggalkan Bright di Rumah Sakit.



...


Kembali kepada Ken.

"Ken, Daddy nggak suka ya kalau Ken seperti itu!"

"Tenapa Daddy celalu membela tante itu, tadi di pacal malam Daddy juga celalu cama tante itu. Ten tidak cuka Daddy ninggalin phi win. Daddy jahat cama phi win huaaaa"

"Daddy tidak cayang ten lagi!!!"

"Sayang maafin Daddy ya udah bentak-bentak kamu" Bright memeluk Ken dan menyadari kesalahannya.

"Maafin aku ta, aku bikin kamu nangis lagi"

Datanglah suster mendekati ayah dan anak itu.

"Maaf tuan, anaknya harus di cek kondisinya dulu. Takutnya ada luka, jika dibiarkan bisa infeksi" ucap salah satu suster.

"Nggak mau, mau cama phi win caja"

"Ayo sayang, biar dokter lihat luka Ken. Kalau ada infeksi gimana? Nanti phi win marah kalau Ken sakit, memangnya Ken mau kalau phi win marah?" Bujuk Bright.

Ken sempat berpikir sejenak, membayangkan jika Win marah padanya. Tentu saja kemarahan Win adalah ketakutan Ken. Walaupun Win tidak akan pernah memarahi Ken.

Setelah diperiksa, Bright dan Ken kembali menuju ruang pemeriksaan Win.

Untung saja Ken tidak mengalami luka serius, semua berkat win yang memeluk Ken dengan sangat erat.

Metawin Is Mine - (BRIGHTWIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang