Bright sedang berada di ruangan Gigie. Menyuapinya makan, melupakan manusia baik yang masih berstatus kekasih.
"Banyak-banyak makan, biar cepet balik. Emang lo betah apa disini?" Ucap Bright sembari mengelus rambut Gigie.
"Nggak selera~" jawabnya dengan manja.
"Mau makan apa lagi?" Bright kini lebih perhatian dengan Gigie
"Nggak Bright, aku udah kenyang. Makasi ya~" Bright membalas dengan senyuman.
Dia masih menyimpan marah pada manusia bernama Metawin, dianggapnya Win adalah yang mencelakai Gigie.
Perhatian yang biasa di tujukan kepada kelinci kesayangan dipusatkan ke orang lain.
Ralat.
"Gigie bukan orang lain!! Dia sahabat aku!!" Kalian sangat familiar dengan kalimat itu, bukan?
Namun, tak memungkiri bahwa dia juga khawatir kepada kekasihnya.
Apalagi ketika Bright dan Win berpapasan di lorong rumah sakit dengan Win di dorong kursi roda oleh Zee, kala itu Win terlihat sangat ketakutan melihat Bright, pandangannya menunduk, matanya menunjukan kata maaf dan maaf, jarinya saling meremas ujung bajunya hingga kusut.
Ucapan maaf yang hendak Bright lontarkan di cegat oleh Mew dan Gulf.
Kala itu semesta menjauhkan Bright dari Win. Bright yang ingin meminta maaf, dia telan kembali kata itu.
.
.
.
"Ken gimana? Lo nggak jaga Ken emangnya? seharian lo disini"
"Ada nyokap" jawabnya tak acuh.
Sebetulnya Bright juga sedikit marah pada anaknya, karena ketika melihat Bright yang ditanyakan adalah Buna.
Semua orang mulai tak memperdulikan atensi Bright, orang tua Bright sangat marah pada kelakuan anaknya itu.
Bright tidak percaya akan ucapan para maid dan soalnya cctv saat itu sedang rusak.
"Lo berantem sama Win ya?" Ucap Gigie dengan nada yang menunjukan kesedihan.
"Jangan bahas Gie, gue nggak sudi sama dia. Nggak tahu diri, kurang apa gue, dia minta uang berapapun juga bakal gue kasih, ngapain pake nyuri cincin mendiang istri gue" Ucap Bright dengan memalingkan wajahnya.
"Murahan!" Gumamnya namun masih terdengar.
Gigie tersenyum penuh arti.
"Gue balik kantor dulu, kalo butuh apa-apa langsung telfon"
"Iya, nanti juga nyokap gue kesini" ucap Gigie dengan tangan yang mengelus rahang Bright.
...
Di kantor, Bright tak mendapatkan sapaan dari Mike. Mike sama sekali tak memperdulikan jika Bright adalah bosnya. Candaan garing Mike tak terdengar beberapa hari ini.
"Ada jadwal meeting jam 13.00 pak" ucap Mike cuek lalu keluar kembali dari ruangan itu.
"Nanti saya kabari kembali, permisi!"
"Mike" Panggil Bright.
"Iya pak?" Mike sangat profesional kali ini, bukan Mike yang selalu brisik ketika memasuki ruangan Bright.
"Lo kenapa?" Tanya Bright.
"Tidak apa-apa pak, jika tidak ada yang akan disampaikan lagi, saya permisi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Metawin Is Mine - (BRIGHTWIN)
Humorbait cerah untuk pemenang// Bulan ramai benar kunikmati hawanya Bersua dengan anak Adam yang kutemui Ku amati setiap geriknya dengan senang Dia ramah dan pemilik senyum indah Tak mengelak, bahwa aku jatuh suka Hatiku perlahan di genggamannya Setiap...