72. Member baru

3.5K 223 17
                                    

MINTA KOMEN SAMA VOTE YA TEMAN-TEMAN.



Win sedang mencemaskan sesuatu yang mungkin saja akan terjadi pada dirinya. Rapalan doa selalu di sabdakan untuk Sang Maha.

Keindahan selalu datang di akhir, apakah ini akan menjadi akhir hidup bagi seorang Metawin?

Jam 22.00 kala semua makhluk tuhan mengistirahatkan dirinya, Metawin sedang dilanda cemas dan sakit yang sangat. Perutnya seperti diremas-remas.

Win bangun dari tidurnya dan berusaha berjalan menuju ke kamar mandi.

"Ashhhh sakithhh banget hikks" Win tidak bisa menahan rasa mulas di perut.

Win memegangi perutnya dan tangan yang lain bertumpu pada pintu kamar mandi.

"ahhhh sakittt hikkss"

Tubuh Win melemas dan terduduk di depan pintu kamar mandi.

"Mash briiiii" Metawin berusaha teriak..

Bright yang mendengarnya langsung bangun karena terkejut.

"Astaga sayang!! kamu kenapa??" Bright langsung mendekati Win dan berusaha menggendongnya.

namun,

"Sayanggg, ini cairan apa?" Bright yang tidak tahu semakin panik merasa cairan yang berasal dari paha Win.

"sakithhh masss hikks sakitt bangettt"

Bright langsung menggendong ala bridal menuju rumah sakit, Bright berpikir bahwa istrinya itu akan melahirkan.

Semakin panik ketika Win terus meringis kesakitan dan memegangi perutnya.

"JOHNNN SIAPIN MOBIL!!!" Teriak ya pada salah satu supir yang ada di mansion.

Tanpa menunggu terlalu lama, Bright langsung membawa Win masuk mobil menuju rumah sakit. Bright tidak tega melihat wajah pucat pasi milik istrinya.

"Cepat atau saya pecat!!" tuturnya dingin dengan tatapan tajam khas Vachirawit.

"Sabar ya sayang, sebentar lagi. Kamu kuat ya" Bright terus menenangkan istrinya.

"Mashh hikss sakit banget mass, Win nggak kuattt" ucap Win.

Win terus meremas-remas tangan Bright yang sedari tadi menggenggam.

"cepat John!" perintahnya pada supir.

"Sayang tarik nafas dulu terus buang pelan-pelan. Sebentar lagi sampai"

"Mashh briii hikkkss sakitttt"




Bahkan untuk bernafas yang benar saja Win sangat kesulitan. Win terus saja menangis sembari menggigit bibir bawahnya untuk menahan sakit.

Sedangkan sang suami, Bright sangat khawatir dengan keadaan istrinya ini. Dia takut hal yang pernah terjadi pada mendiang istrinya terjadi pada Metanya.

Bangunan putih sudah terlihat di depan mata. Bright langsung menggendong Win untuk di rebahkan pada brangkar dan dibantu beberapa suster yang melihat.

3 suster mendorong brangkar Win dan dengan Bright yang ada di sisi Win imut mendorong.

"Mashh brii, jangan nangis ihh. jelek"

Win mencoba menenangkan suaminya agar tidak terlalu khawatir, padahal Win sama cemasnya.

"Sayang kamu harus bertahan ya" ucapnya masih terdengar sangat panik.

Win hanya mengangguk dan tersenyum teduh pada suaminya.

Sampai di dalam ruangan operasi, Bright ikut serta menemani istrinya. Tidak dibiarkan sang jantung hatinya merasakan sakit dan berjuang seorang diri.

Win sudah di tangani oleh beberapa dokter dan suster.
.

Metawin Is Mine - (BRIGHTWIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang