53. Terbongkar

2.9K 256 73
                                    

VOTE DULU CEPET!!!



Mereka sudah 3 hari di rumah Win, Win kini tinggal sendirian. Neneknya meninggal setelah sebulan persis berita kehamilan Win.

Kala itu hidup Win benar-benar hancur. Tak ada lagi sandaran untuknya. Dia sendiri. Win berada di titik dunianya berhenti berputar.

Semesta memang suka keterlaluan jika bercanda.



Duduk sendiri, menikmati dialog lara dengan berteman sepi.






flashback on.

"TIDAK MAUUU, TEN MAU DICINI SAJA HIKKSS. TEN MAU CAMA BUNA. TEN TIDAK MAUU HUAAA" Histeris ketika diajak pulang setelah dua hari bersama Win.

"Ken sayang, kita harus pulang. Ken kan harus sekolah" bujuk neneknya.

"TIDAK!!" Ken bersembunyi di belakang Win dan memeluk kaki Win sangat erat.

Win berjongkok dengan susah payah karena terhalang perutnya yang mulai membesar.

"Ken sayang, anak Buna. Ken harus dengerin omah, Buna nanti nyusul Ken, Ken kan sudah janji buat nurut sama Buna"

"tapi ten tidak mau Buna, Ten mau cama Buna telus hikks"

Ken sangat susah diajak untuk kembali ke mansion.  Namun, dengan bujukan win akhirnya anak manis itu menurut.

Flashback off.





"Ken ayo siap-siap kita harus kembali ke Bangkok, opah harus ke Jepang. Jadi, kita tidak bisa lama-lama disini" Ucap neneknya yang meminta Ken untuk kembali.

"No! Ten mau cama Buna. Ten mau bantu Buna di toko cake. Ten inin cama Buna!" Ken sangat sensitif jika dia harus meninggalkan win kembali.

"Ken sayang, Ken kan bisa ke sini lagi ketemu Buna, lagian kemarin Ken sudah janji sama Buna buat selalu nurut" Ucap Win yang inisiatif membujuk kesayangannya.

"Tenapa Buna tidak itut Ten caja? Kita belcama di Bangkok" Tanyanya dengan air mata yang berusaha ditahan.

"Aouuw nanti toko cake Buna bagaimana? Terus Buna nggak bisa jualan lagi" ucapnya sembari mengelap keringat di dahi Ken yang mulai timbul.

"Tidak ucah jualan, kan uang Daddy banyak!" Ken sedikit sewot.

"Ken sayang tidak sama Buna?"

Ken mengangguk semangat.

"Kalau Ken sayang, Ken harus menuruti apa yang Buna pinta. Nanti, kalau Buna ada waktu Buna akan ke rumah Ken"

"Kalau Ken kesini juga nggak papa. Rumah Buna selalu terbuka untuk anak Buna juga akan Buna buatkan makanan kesukaan anak Buna ini" lanjutnya.

Orang tua Bright hanya memperhatikan dengan senyum yang merekah. Mereka bersyukur bahwa Ken dipertemukan dengan manusia sebaik Win.

"Yaudah ayo, sekarang kita berangkat"
Ucap Ny. Besar.

Mereka berjalan menuju mobil untuk ke tempat helikopter berada. Win mengantar hingga ke tempat.

Setelah sampai, Win kembali mengucapkan kalimat sampai jumpa.

Win mensejajarkan dirinya dengan Ken.

"Ken, Buna sayang sekali sama Ken. Jadi anak yang baik na, jangan pernah menyusahkan omah dan opah. Harus nurut sama Daddy, juga... kalau Ken sudah mem-miliki Mom- Mommy baru, Ken jangan lupakan Buna na hikks?" Ucap win diakhiri air mata.

Metawin Is Mine - (BRIGHTWIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang